Jakarta, CNN Indonesia -- Pendiri
Huawei Ren Zhengfei akhrinya angkat suara soal tudingan sejumlah negara yang mengatakan pihaknya menjadi mata-mata bagi pemerintah
China.
Zhengfei kepada Financial Times mengatakan pihaknya 'tidak menerima permintaan apa pun dari pemerintah mana pun untuk memberikan informasi yang tidak benar'.
Ucapan Zhengfei sekaligus menepis kekhawatiran sejumlah negara mengenai merek Huawei yang disebut dijadikan alat memata-matai negara lain untuk China. Dia juga mengatakan bahwa perusahaan itu 'tidak memiliki masalah keamanan serius'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada undang-undang di China yang mengharuskan perusahaan untuk memasang pintu belakang (yang dapat digunakan untuk memata-matai)," katanya.
"Saya masih mencintai negara saya, saya mendukung partai Komunis, tetapi saya tidak akan pernah melakukan apa pun untuk menyakiti negara mana pun di dunia."
Kepada
Reuters, pihak Huawei mengonfirmasi akurasi komentar Zhengfei. Pria yang berlatar belakang mantan perwira militer ini mengaku tidak percaya jika Huawei akan dilarang untuk meluncurkan jaringan telekomunikasi 5G oleh beberapa negara.
"Selalu begitu, Anda tidak dapat bekerja dengan semua orang ... kami akan mengalihkan fokus kami untuk melayani negara-negara yang menyambut Huawei dengan lebih baik," ucapnya.
Respons Zhengfei sekaligus menjawab tuding pemerintah AS yang menyebut pemerintah China melakukan aksi spionase lewat perangkat besutan Huawei. AS kemudian melarang penggunaan perangkat Huawei untuk layanan telekomunikasi.
Selain AS, Jepang dan sejumlah negara di Eropa juga menyatakan sikap untuk memboikot perangkat telekomunikasi besutan Huawei.
(reuters/evn)