Jakarta, CNN Indonesia -- Pakar Otomotif dan Praktisi Industri Mobil Mochtar Niode mengatakan beberapa hal tentang industri otomotif nasional, di antaranya
mobil nasional (mobnas).
Menurut Mochtar Niode, mobnas bukan mobil yang didatangkan dari luar negeri dan diganti mereknya. Mobil nasional mengacu pada hasil desain dan pengembangannya dilakukan di dalam negeri.
"Jadi mobil yang dimaksud mobil nasional, desainnya dan teknologi paten milik Indonesia," kata Mochtar di Jakarta, Rabu (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memberi contoh Vietnam yang kini sudah punya mobil nasional VinFast. Dikatakan Mochtar mobil tersebut bukan hanya sekadar ganti merek, melainkan merupakan karya besar bangsa Vietnam .
"Desain milik dia. Jadi makanya dia (VinVast) berani ikut pameran internasional, seperti Paris Motor Show 2018 kemarin," ucapnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pernah membahas mobnas beberapa waktu lalu. Menurut pemerintah mobnas akan mengacu pada Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Kendaraan roda empat yang dianggap mobnas memiliki TKDN hingga 80 persen.
Namun itu tidak bisa dijadikan acuan karena harus melihat kesepakatan antara pemerintah dengan produsen otomotif.
Model kendaraan yang diproduksi lokal dengan TKDN hingga 80 persen masih bisa dihitung dengan jari. Masih banyaknya manufaktur yang masih merakit kendaraan mengandalkan komponen impor.
Indonesia Bisa Contoh TeslaMochtar Niode menjelaskan bahwa Indonesia bisa meniru produsen otomotif asal Amerika Serikat, Tesla. Ia menilai Tesla punya strategi menarik, yaitu 'open inovation'. Strategi ini membuat konsep yang dimiliki Tesla dikerjakan orang lain, namun masih di bawah arahan perusahaan.
"Dia pakai sistem open inivation. Rangka join dari Prancis, desain bodi Lotus, baterai Panasonic, baterai
managemen system dari Jerman, jadi yaitu sudah terbuka," ujarnya.
Indonesia harus menggunakan sistem serupa untuk menciptakan mobil nasional.
"Jadi desain tetap kita. Tapi nanti kita cari yang jago siapa
nih. Saya pikir kalau kita mau buat mobil nasional terus pakai perusahaan desain yang terkenal di dunia, pasti laku. Coba
promosiin, ini dari desainer di ini, buat bahan marketing (pemasaran) juga," katanya.
"Jadi jangan ngarang-ngarang, misal
nyontek dari China ini, terus ini model kita.
Ah orang semua tahu. Kalau sudah begitu mana mau pameran di luar negeri, iya kan," imbuh Mochtar.
Ia menambahkan ketika mobil nasional sudah ada wujudnya, selanjutnya bisa diarahkan untuk kendaraan dinas seluruh pegawai negeri sipil untuk menggantikan merek-merek yang saat ini digunakan.
"Yang beli pegawai negeri saja. Itu BUMN pakai Innova semua, Jepang semua. Uang dari siapa itu. Coba dihitung. Pakai mobnas saja suruh," tutup Mochtar.
(ryh/mik)