Jakarta, CNN Indonesia -- Oppo kini memiliki 117
service center yang melayani persoalan ponsel cerdas baik di sisi
software maupun
hardware selama 6 tahun beroperasi di Tanah Air.
Selain memperbaiki masalah keduanya,
service center Oppo juga menerima pengembalian produk jika terdapat kerusakan setelah tujuh hari pembelian.
Untuk produk yang dikembalikan tersebut, Oppo tidak mendaur ulang kembali namun memilih untuk dihancurkan. Penanganan sampah elektronik pun bekerja sama dengan pihak lain dalam pengelolaannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin kan barang-barang yang bermasalah itu yang kami hancurkan, padahal barang masih bagus, baru dipakai tujuh hari, itu yang dihancurkan," jelas PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto beberapa waktu lalu.
Pada 2017, Oppo sempat memusnahkan 23 ribu produk gagal dengan menggandeng PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) di Nambo, Gunung Putri, Bogor.
Selain
service center, Oppo juga kini telah memiliki 27 ribu toko fisik yang tersebar di seluruh Indonesia. Kehadiran toko fisik menurut Aryo masih menyumbang penjualan terbanya dibandingkan
online.
Di sisi lain, perusahaan asal China itu juga berusaha keras untuk mengubah citra merek dari 'jualan' selfie ke pembawa inovasi teknologi ponsel pintar.
Hal tersebut diutarakan oleh PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto yang mengklaim saat orang menyebut merek Oppo maka kesannya sudah melekat sebagai ponsel swafoto.
"F Series dengan
selfie expert itu dibangun 2016 dan akhirnya pada 2018
top of mind-nya mencapai
goal kami. Tapi waktu Find X itu bukan tujuannya untuk
selfie," jelasnya usai peluncuran Oppo R17 beberapa waktu lalu.
(prf/asa)