Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu janji pemerintahan Presiden
Joko Widodo untuk membeli kembali (
buyback) saham
Indosat dari Ooredoo hingga kini masih belum terealisasi.
Menanggapi hal tersebut, CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo
Chris Kanter mengatakan pemerintah idealnya mengurungkan salah satu janji kampanye Pilpres 2014 untuk buyback saham perusahaan dari tangan Qatar.
Chris yang menjadi komisaris Indosat sejak 2010 ini mengatakan Jokowi hendak merealisasikan rencana tersebut sejak 2018.
"Sejak 2018 beliau (Jokowi) sudah mau
buyback, tapi waktu ketemu, saya bilang kalau it's impossible," ucap Chris kepada awak media, Senin (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan kondisi valuasi anak perusahaan Ooredoo saat itu sedang tidak bagus. Disamping kondisi Ooredoo yang berniat melepas Indosat karena dapat dipastikan nilainya di atas harga pasar.
Alih-alih melepas satu anak perusahaannya, Qatar justru tengah berencana menambah daftar operator telekomunikasi untuk masuk dalam grup Ooredoo.
Sehingga menurutnya ketimbang berkeras merealisasi rencana buyback Indosat, Chris mengatakan sempat menyarankan agar uangnya digunakan untuk membangun infrastruktur.
 CEO Indosat Chris Kanter. (Indosat) |
"Saya berbicara bukan dalam konteks dukung-mendukung, tetapi supaya isu ini (
buyback) selesai tidak menggelantung jadi bulan-bulanan Pilpres. Qatar tidak berniat melepas Indosat karena berkontribusi 56 persen dari total pelanggan di grup," imbuhnya.
Sebelumnya pada 29 November 2018 Chris didampingi Mensesneg Pratikno melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana yang salah satu agendanya terkait rencana
buyback saham Indosat.
Pemerintah Indonesia pada tahun 2002 menjual 41,94 persen saham Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia seharga US$627 juta. STT kemudian melepas kepemilikannya ke pihak Qatar Telecom (Ooredoo).
(evn/age)