Jakarta, CNN Indonesia --
IDC Indonesia mengatakan terjadi kenaikan pangsa
pasar ponsel low-end (kelas bawah) pada 2018. Kenaikan ini banyak dipengaruhi oleh kehadiran
Xiaomi Redmi 5A pada akhir 2017.
Saat ini, pangsa pasar ponsel kelas bawah ini telah menyalip segmen menengah (
mid-end). Padahal, sebelum kehadiran Xiaomi Redmi 5A pangsa pasar ponsel kelas menengah tengah melesat di Indonesia.
"Kenapa berbalik? Karena diinisiasi oleh Xiaomi Redmi 5A yang booming di Indonesia dan harganya merusak pasar," kata Associate Market Analyst Client Devices, IDC Indonesia Rizky Febrian saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Kamis (31/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rizky mengatakan saat itu segmen ponsel
mid-end dengan rentang harga US$200 (sekitar Rp2,8 juta) sampai US$ 400 (Rp5,5 juta) sedang meningkat pesat dengan kehadiran Oppo F Series dan Vivo V Series.
Kehadiran Xiaomi Redmi 5A membuat vendor ponsel lainnya harus melakukan strategi untuk mempertahankan pasar di segmen
low-end.
"Hampir seluruh pasar itu bereaksi di segmen tersebut. Akhirnya mereka mengeluarkan produk yang kompetitif juga di segmen
low-end," tutur Rizky.
Rizky menyebutkan agresivitas Xiaomi yang meluncurkam Redmi 5A dengan harga di bawah Rp1 juta sangat mengganggu pasar berbagai vendor ponsel besar lain. Khususnya bagi Samsung yang menjadi raja di pangsa ponsel pintar di Indonesia selama bertahun-tahun.
"Makanya beberapa waktu lalu, akhirnya Oppo bawa Realme ke Indonesia untuk mempertahankan pangsa pasar mereka di
low-end. Samsung juga diprediksi boyong Galaxy M series," tutur Rizky.
Rizky juga mengatakan persaingan vendor ponsel besar di segmen kelas bawah ini mengancam jatah vendor lokal seperti, SPC, Evercross, Advance, dan Mito.
"Vendor lokal yang jadi dikorbankan. Sebelumnya ini
sweet spot (titik manis) bagi
local vendor untuk segmen
low end," ujar Rizki.
Rizky mengatakan pangsa pasar untuk ponsel lokal berpotensi menurun dengan adanya persaingan antar vendor besar di segmen ponsel kelas bawah. Kendati demikian, Rizky optimis vendor lokal bisa tetap bersaing di segmen kelas bawah dengan cara menemukan strategi yang tepat.
"Ke depannya meningkat persaingan di
low-end bukan tidak mungkin jumlah vendor akan semakin kecil pangsa pasarnya," ujar Rizky.
(jnp/eks)