Jakarta, CNN Indonesia --
Stasiun Luar Angkasa Internasional diduga terkontaminasi
oleh bakteri dan jamur yang diketahui menyebabkan penyakit dan dapat meningkatkan resistensi antibiotik
di Bumi, serta dapat merusak laboratorium yang tengah mengorbit.
Dilansir dari
Tech Times, salah seorang peneliti dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA Kashturi Venkateswaran dan sejumlah rekannya memaparkan secara komprehensif bakteri dan jamur yang ditemukan di permukaan ISS.
"Mengingat kemungkinan misi jangka panjang di masa depan, penting untuk mengidentifikasi jenis-jenis mikroorganisme yang dapat terakumulasi dalam lingkungan yang unik dan tertutup seperti di
spaceflight," kata Venkateswaran dikutip dari
ScienceDaily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam temuannya itu, bakteri yang paling menonjol yang ditemukan pada ISS adalah Staphylococcus, Pantoea, dan Bacillus. Bakteri tersebut sama seperti yang ada di Bumi yakni Staphylococcus Aureus dan Enterobacter.
Bakteri Staphylococcus Aureus dianggap yang paling berbahaya dari bakteri Stafilokokus pada umumnya. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi kulit, pneumonia, infeksi tulang, dan infeksi katup jantung.
Sementara itu, infeksi yang disebabkan oleh bakteri Enterobacter seperti infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernafasan.
Para peneliti ini menggunakan teknik kultur tradisional dan metode sekuensing gen untuk menganalisis sampel permukaan yang dikumpulkan di delapan lokasi di ISS. Di antaranya adalah jendela, toilet, meja makan, dan tempat tidur selama 14 bulan.
Venkateswaran menilai bahwa organisme itu dibentuk karena korosi yang diinduksi mikroba di Bumi. Bakteri dan jamur ini juga dapat memengaruhi stabilitas struktural pesawat ruang angkasa.
"Pembentukan biofilm pada ISS dapat menurunkan stabilitas infrastruktur [pesawat ruang angkasa] yang dapat menyebabkan penyumbatan mekanis, mengurangi efisiensi perpindahan panas dan menginduksi korosi yang dipengaruhi oleh mikroba," jelasnya
(din/asa)