Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat menyebut beban kota
Jakarta sudah terlalu berlebihan. Sebab, kota ini mesti berperan sebagai pusat ibu kota negara dan pusat perekonomian
Indonesia sekaligus. Sehingga menurutnya isu
pemindahan ibu kota relevan karena daya dukung lingkungan kota ini yang sudah tidak memadai.
Akibatnya, menurut Ketua Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia Mahawan Karuniasa Jakarta sering dilanda banjir, kemacetan, penurunan air tanah hingga penurunan permukaan tanah.
"Dari sisi lingkungan memang Jakarta dengan sebagai pusat ibu kota negara dan sebagai pusat ekonomi itu bebannya luar biasa. Sudah jelas lah saya kira itu sudah melampaui daya dukung di Jakarta," kata Mahawan usai peluncuran situs Research Repository Indonesian Climate, Land-Use & Environment (I-CLUE) di Hotel Morissey, Jakarta, Selasa (30/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daya dukung lingkungan sendiri adalah batas kemampuan lingkungan untuk mendukung suatu populasi dengan sumber daya yang berkualitas. Daya dukung lingkungan ini tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan.
"Ada banjir, macet kemudian penurunan air tanah, lalu penurunan permukaan tanah, masalah air. Kita akan punya masalah kalau jumlah penduduk terus bertambah di Jakarta," sambungnya.
Menyoal berapa persen Jakarta telah melampaui daya dukung, Mahawan mengatakan bahwa daya dukung itu sangat kompleks.
"Yang jelas indikator mudahnya adalah macet itu artinya jumlah kendaraan melampaui dari jumlah jalan yang tersedia. Lalu banjir karena faktor irigasi kemudian faktor pengelolaan daerah aliran sungai yang kurang baik secara kuantitatif tidak mudah untuk disampaikan," tuturnya.
Mahawan menilai ada dua konteks yang membuat pemerintah akhirnya secara resmi memindahakan ibu kota ke luar Pulau Jawa. Pertama, pemerintah berupaya untuk mengurangi daya tarik Jakarta sebagai pusat perekonomian.
Hal itu dapat membuat masyarakat yang tinggal di luar Jakarta tidak berbondong-bondong lagi datang ke Jakarta.
"Kedua, dari sisi sosial yakni urbanisasi terus meningkat jadi tidak ada pilihan lain kota harus dijaga dengan baik, mampu memberikan pekerjaan dan lainnya," jelas Mahawan.
(din/eks)