Jakarta, CNN Indonesia --
Samsung mengakui bahwa penjualan ponsel pintar
flagship (unggulan) mereka,
Galaxy S10, telah membantu mendongkrak pendapatan Samsung. Sebelumnya, pendapatan perusahaan asal Korea Selatan itu menurun akibat rendahnya permintaan atas cip dan layar perangkat elektronik. Padahal kedua sektor tersebut sebenarnya adalah sumber pendapatan Samsung yang utama.
Sebelumnya, pada laporan triwulan pertama, Samsung memperingatkan investor bahwa perusahaan tersebut diperkirakan akan menghadapi penurunan profit dibanding tahun sebelumnya. Namun, Samsung optimis kondisi akan membaik pada paruh kedua tahun ini.
Pendapatan Samsung diperkirakan menurun sebesar 60 persen dibanding tahun lalu, dimana jika pada tahun 2018 Samsung memperoleh pendapatan sebesar $13,4 miliar, (sekitar Rp190 triliun) jumlah tersebut menjadi $5.3 miliar, atau sekitar Rp75 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dilansir dari The Verge, Samsung melaporkan bahwa penjualan ponsel pintar terbaru mereka, Galaxy S10, ada dalam kondisi yang baik. Sebanyak 75 juta unit ponsel, serta 5 juta tablet telah dikirimkan pada triwulan pertama.
Kekurangan yang terdapat pada Galaxy S10, nantinya akan ditutupi dengan fitur-fitur baru yang akan diperkenalkan pada ponsel Samsung kelas rendah dan menengah. Sesuai dengan rencana Samsung untuk merubah tren dimana fitur dan teknologi baru pertama kali diperkenalkan oleh ponsel flagship.
"Walaupun penjualan yang solid pada Galaxy S10, keuntungan bisnis ponsel semakin menurun dari tahun-ke-tahun, seiring kompetisi ponsel pintar yang bergeser pada pasar menengah hingga bawah," tukas perusahaan tersebut, dikutip dari CNet.
Kemudian, terkait rendahnya penjualan chip memori serta permintaan untuk layar. Samsung berpendapat bahwa dimana permintaan memori akan ponsel pintar dengan kapasitas 256GB akan meningkat.
Selain itu Samsung mengaku bahwa mereka juga mengirimkan lebih banyak pesanan prosesor dan modem, walaupun permintaan akan sensor gambarnya sedang rendah, karena "lemahnya musim penjualan ponsel pintar". Sementara untuk penjualan layar pada perangkat elektronik, Samsung berharap ada peningkatan permintaan layar fleksibel.
Untuk saat ini, layar ponsel lipat yang digunakan Samsung masih berupa layar 'lunak'. Samsung juga tetap memproduksi layar-layar non-fleksibel untuk melambungkan brand divisi asal Samsung ini. Samsung juga menunda peluncuran Galaxy Fold karena banyak kritik atas layarnya yang bermasalah.
Samsung berharap bahwa kondisi pendapatan mereka akan lebih baik, menyusul berbagai permintaan baru, seperti komponen 5G dan teknologi layar lipat. Selain itu, Samsung juga mengharapkan ada peningkatan permintaan pada layar tv LCD, maupun layar OLED ponsel pintar standar.
(lea/eks)