Jakarta, CNN Indonesia --
Kementerian Komunikasi dan Informatika memutuskan untuk tidak mengaktfikan fitur video, foto dan gambar karena faktor psikologis pengguna dalam gelaran
demo 22 Mei.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan video, foto atau gambar bisa 'memancing' emosi.
"Saya sampaikan fitur medsos dan messaging system yang viralnya cepat dan secara emosional bisa mempengaruhi psikologis kita," ujarnya, Rabu (22/5).
Rudiantara menambahkan tidak bisa langsung
take down keseluruhan aplikasi karena pengguna ponsel yang lebih dari 200 juta di Indonesia, hampir seluruhnya menggunakan whatsapp.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana kita takedown 100 juta WhatsApp, kalau takedown individu. Tidak efektif," ujarnya.
Rudiantara menegaskan aksi pembatasan ini dilakukan bertahap dan sementara.
"Bertahap karena operator provider ada lima tidak bisa sekaligus. Jadi ada teknis di lapangan dan koordinasinya banyak sekali," tambah Rudiantara.
"Kami mohon maaf. Ini sementara dan bertahap. Mudah mudahan ini bisa selesai," ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyatakan gangguan media sosial akan berlangsung selama tiga hari.
"Kami sesalkan ini dilakukan, tapi ini kami ajak untuk mengamankan negeri yang kita cintai. Kita harus berkorban dua sampai tiga hari tidak bisa kirim gambar, tidak apa-apa. Teks masih bisa," jelas Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (21/5).
Hal ini diungkap terkait keluhan pengguna media sosial yang kesulitan mengakses Instagram, WhatsApp, hingga Twitter.
(age)