Jakarta, CNN Indonesia -- Pertumbuhan pendapatan
Huawei di Indonesia tumbuh stagnan. Pasalnya, pendapatan perusahaan
telekomunikasi asal
China itu pada paruh pertama 2019 cuma naik 2 hingga 3 persen saja dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Padahal secara global,
Huawei mencatatkan kenaikan 23,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan China itu mencatatkan pendapatan sekitar Rp842 triliun pada semester satu 2019.
"Pada semester pertama 2019, kalau saya tidak salah ada di kisaran 2 persen hingga 3 persen dibanding tahun lalu, karena itu saya katakan
flat," ujar Chief Technical Officer Huawei Indonesia, Vaness Yew di Hotel Artotel, Jakarta, Rabu (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan, bisnis penjualan ponsel pintar bukan jadi sumber pendapatan utamanya di Indonesia, karena hanya menyumbang di bawah 3 persen dari total pendapatan.
"Bisnis smartphone di Indonesia tidak menjadi sumber pendapatan utama kami di Indonesia," imbuh Vaness.
Secara global, Huawei menduduki posisi kedua dari segi pengiriman perangkat. Penjualan terbanyak ada di negara asalnya China dan berhasil 23 persen pangsa pasar di sana.
Lebih lanjut, perusahaan yang masuk ke dalam daftar hitam perdagangan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Mei lalu berharap untuk meraih pencapaian lebih baik pada semester dua 2019 jika dilihat dari pertumbuhan di semester awal tahun ini.
"Target tahun ini secara keseluruhan, secara minimum flat, tapi kami harap bisa meraih yang lebih baik dari tahun lalu," pungkas Vaness.
Secara global, Huawei telah memiliki 188 ribu karyawan, 80 ribu peneliti yang tersebar di 170 negara. Perusahaan itu sudah berdiri sejak 1987.
[Gambas:Video CNN] (din/eks)