Jakarta, CNN Indonesia -- Pembayaran non tunai menggunakan teknologi Quick Respons Code atau QR Code kini tengah marak diterapkan oleh para pemain dompet elektronik.
Untuk menyeragamkan kode QR agar bisa dipindai oleh berbagai dompet elektronik, baru-baru ini Bank Indonesia merilis QR Indonesan Standard (QRIS).
QRIS yang dikeluarkan BI ini berbeda dengan kode QR yang biasa digunakan oleh pemain dompet elektronik seperti Gopay, Ovo, Dana, dan LinkAja. Kode QR dari para pemain dompet elektronik ini hanya bisa dipindai oleh aplikasi dompet itu sendiri. Sementara QRIS bisa dipindai oleh berbagai dompet elektronik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya QRIS, ada standar QR code di Indonesia. Cukup scan 1 QR yang bisa discan semua aplikasi," tutur Ronggo Gundala Yudha, Assistant Director Financial Technology Office Bank Indonesia, saat konferensi pers Bukalapak, Rabu (23/8).
Saat ini QRIS yang diumumkan 17 Agustus lalu sudah dimanfaatkan oleh Bukalapak. Dengan kode QR ini ia tidak bertindak sebagai penyedia dompet elektronik, tapi hanya menjadi aggregator (pengumpul) para pengguna dompet elektronik (merchat agregator).
Bukalapak melakukan ujicoba kode QR ini ke 1.000 pedagang kaki lima dan warung di sekitar Kemang, Jakarta. Namun, sebelum Bukalapak merambah pedagang kaki lima, sebelumnya Gopay dan Ovo juga sudah lebih dulu melakukan langkah tersebut.
Berikut sejumlah pengalaman pedagang ketika menggunakan kode QR untuk bertransaksi.
1. Awalnya ragu karena tak tahu Supriyanto, pedagang cilor (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Supriyanto, pedagang cilor, mengaku ketika pertama ditawari untuk memasang kode QR di gerobaknya ia ragu. Sebab ia mengaku tak tahu cara pakainya dan repot menggunakan aplikasi Mitra Bukalapak itu.
"(Awalnya) ngga tahu cara pakainya dan agak ribet," tuturnya, saat ditemui saat peluncuran Bukalapak, Rabu (21/8).
"Tapi, lama-lama bisa juga. Kelebihannya banyak, jual pulsa transfer duit, isi paketan, listrik PLN. Kalau (token listrik) di rumah habis kita nggak usah lari-lari, jadi dipermudah," tuturnya.
2. Disambut baik pembeli Edi Purwanto, pedagang bakso (CNN Indonesia/Eka Santhika) |
Sementara itu, Edi Purwanto, pedagang bakso, mengaku kode QR yang ia pasang ternyata mendapat sambutan positif dari para pembeli.
"Wah, sudah bisa scan sekarang ya. Tukang bakso kemajuan sekarang ya, sudah bisa scan ngga usah kontan lagi," ujarnya menirukan komentar para pembelinya.
"Enak pake QR, ngga usah ribet ama kembalian, tinggal scan," tambahnya lagi saat ditemui diacara yang sama.
Putri yang mengelola warung nasi Blambangan di kawasan Tendean, Jakarta, juga mengaku pembeli di warungnya saat ini lebih banyak yang menggunakan transaksi Gopay dibanding tunai.
Para pembeli merasa lebih praktis menggunakan Gopay daripada uang tunai. Selain itu, pembeli yang membayar dengan Gopay akan mendapat cashback 30 persen.
"Di sini kebanyakan pakai Gopay, mungkin kalau keluarin uang dari dompet agak ribet. Jadi cari alternatifnya ke Gopay," ucapnya.
Namun, berbeda dari Putri, Agus mengatakan bahwa sebagian besar pembeli lebih menyukai membayar tunai meskipun dia menilai Gopay lebih efektif digunakan supaya Agus tidak mengeluarkan uang kembalian.
"Banyak yang pakai tunai. Kalau kita sih pedagang enakan pake Gopay jadi enggak ngembaliin maksudnya tidak ngembaliin kembalian uang," tuturnya.
Hal serupa juga dialami Yogi, penjual warung di kawasan Kemang, Jakarta.
"Banyak yg nanya bisa bayar pakai QR," tuturnya.
3. Tambah omzetLebih lanjut, Yogi mengaku penjualannya meningkat sekitar 30 persen sejak memasang kode QR.
Sementara Agus, pedagang nasi di kawasan Tendean, mengaku ada sedikit peningkatan penjualan setelah memasang kode QR. Walau tak jarang penjualannya mengalami stagnansi.
"Omsetnya lumayan, tapi enggak tentu juga. Tergantung yang beli," kata dia saat disambangi CNNIndonesia.com di warungnya, Jakarta, Kamis (22/8).
4. Dapat komisiSelain itu Agus mengaku sempat mendapat komisi dari Gopay saat awal-awal memasang kode QR itu di warungnya. Agus sendiri sudah setahun menggunakan kode QR.
Namun, menurutnya sudah dua bulan terakhir ia tak lagi mendapatkan komisi. Menurutnya, komisi yang ia dapat dari Gopay lebih dari Rp700 ribu.
"Kan awal-awalnya dari Gopay ada komisi sampai setengah tahun, ini udah dua bulan enggak ada komisinya. Kemarin udah telepon ke pusat [Gopay] katanya memang enggak ada [komisi], kurang tahu sebabnya," tutur Agus.
"Pertama-tama ada terus, rutin tapi kurang tahu nih. Kalau ada sebenarnya dapet banyak loh, bisa sampai Rp1 juta lebih komisinya," lanjut dia.
Berbeda dengan Agus, Putri mengaku tidak pernah mendapat komisi dari Gopay.
"Komisi enggak ada jadi cuma transaksi aja," pungkasnya.
5. Kendala aplikasi eror dan susah sinyal Pembayaran dengan kode QR bergantung pada kekuatan sinyal dan reabilitas sistem. Sebab, kesulitan sinyal dan gangguan sistem bisa mengganggu kelancaran pembayaran (CNN Indonesia/Daniela Dinda) |
Ditanya apakah ada kendala selama menerapkan pembayaran non tunai, Putri menyatakan salah satu kendala besar adalah sinyal. Pembelinya kesulitan melakukan pembayaran karena akses sinyal yang kurang kuat di warungnya.
Sedangkan Agus menceritakan sempat mengalami eror saat proses transaksi. Salah satu pembelinya mengatakan transaksi telah berhasil namun Agus tidak menerima saldo sepeserpun. Akhirnya, sempat menutup warungnya selama satu setengah hari untuk mengurus masalah itu.
"Kalau eror iya, pernah ngalamin makanya aku pernah tutup setengah hari. Kata pembeli ini udah masuk [saldo] tapi di tempat ku enggak masuk gitu. Yaudah aku kan penasaran, terus telepon ke pusatnya [Gopay] terus katanya iya ada gangguan," jelas Agus.
Tren pembayaran non tunai atau elektronik ini pun dinilai dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan rata-rata hingga 11 persen jika pemerintah daerah bersedia menggunakan transaksi pembayaran non tunai.
Oleh sebab itu, Bank Indonesia mengajak pemerintah untuk menerapkan pembayaran elektronik secara masif. Ada empat poin kerja sama, yaitu penyusunan landasan hukum, pembentukan Tim Perluasan Digitalisasi Daerah (TPDD), perlombaan antar pemda yang sukses melakukan transaksi elektronik, serta pembayaran retribusi secara elektronik menggunakan QR Indonesian Standard (QRIS).