3. Tambah omzetLebih lanjut, Yogi mengaku penjualannya meningkat sekitar 30 persen sejak memasang kode QR.
Sementara Agus, pedagang nasi di kawasan Tendean, mengaku ada sedikit peningkatan penjualan setelah memasang kode QR. Walau tak jarang penjualannya mengalami stagnansi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Omsetnya lumayan, tapi enggak tentu juga. Tergantung yang beli," kata dia saat disambangi CNNIndonesia.com di warungnya, Jakarta, Kamis (22/8).
4. Dapat komisiSelain itu Agus mengaku sempat mendapat komisi dari Gopay saat awal-awal memasang kode QR itu di warungnya. Agus sendiri sudah setahun menggunakan kode QR.
Namun, menurutnya sudah dua bulan terakhir ia tak lagi mendapatkan komisi. Menurutnya, komisi yang ia dapat dari Gopay lebih dari Rp700 ribu.
"Kan awal-awalnya dari Gopay ada komisi sampai setengah tahun, ini udah dua bulan enggak ada komisinya. Kemarin udah telepon ke pusat [Gopay] katanya memang enggak ada [komisi], kurang tahu sebabnya," tutur Agus.
"Pertama-tama ada terus, rutin tapi kurang tahu nih. Kalau ada sebenarnya dapet banyak loh, bisa sampai Rp1 juta lebih komisinya," lanjut dia.
Berbeda dengan Agus, Putri mengaku tidak pernah mendapat komisi dari Gopay.
"Komisi enggak ada jadi cuma transaksi aja," pungkasnya.
5. Kendala aplikasi eror dan susah sinyal Pembayaran dengan kode QR bergantung pada kekuatan sinyal dan reabilitas sistem. Sebab, kesulitan sinyal dan gangguan sistem bisa mengganggu kelancaran pembayaran (CNN Indonesia/Daniela Dinda) |
Ditanya apakah ada kendala selama menerapkan pembayaran non tunai, Putri menyatakan salah satu kendala besar adalah sinyal. Pembelinya kesulitan melakukan pembayaran karena akses sinyal yang kurang kuat di warungnya.
Sedangkan Agus menceritakan sempat mengalami eror saat proses transaksi. Salah satu pembelinya mengatakan transaksi telah berhasil namun Agus tidak menerima saldo sepeserpun. Akhirnya, sempat menutup warungnya selama satu setengah hari untuk mengurus masalah itu.
"Kalau eror iya, pernah ngalamin makanya aku pernah tutup setengah hari. Kata pembeli ini udah masuk [saldo] tapi di tempat ku enggak masuk gitu. Yaudah aku kan penasaran, terus telepon ke pusatnya [Gopay] terus katanya iya ada gangguan," jelas Agus.
Tren pembayaran non tunai atau elektronik ini pun dinilai dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan rata-rata hingga 11 persen jika pemerintah daerah bersedia menggunakan transaksi pembayaran non tunai.
Oleh sebab itu, Bank Indonesia mengajak pemerintah untuk menerapkan pembayaran elektronik secara masif. Ada empat poin kerja sama, yaitu penyusunan landasan hukum, pembentukan Tim Perluasan Digitalisasi Daerah (TPDD), perlombaan antar pemda yang sukses melakukan transaksi elektronik, serta pembayaran retribusi secara elektronik menggunakan QR Indonesian Standard (QRIS).
(din/eks)