Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (
LAPAN) menjelaskan fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi di Indonesia.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan fenomena ini terjadi saat matahari berada tepat di posisi paling tinggi di langit. Fenomena ini terjadi lantaran adanya revolusi bumi mengitari matahari yang mengakibatkan gerakan semu matahari.
"Hari tanpa bayangan atau kulminasi matahari adalah peristiwa tahunan karena pergeseran posisi matahari akibat kemiringan sumbu rotasi bumi," ujar Thomas saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (10/10)
Thomas menjelaskan fenomena hari tanpa bayangan merupakan penanda pergantian musim di wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari tanpa bayangan di Jawa menandakan posisi matahari sudah berada di atas Jawa pada Oktober. Artinya distribusi panas mulai bergeser ke Indonesia Selatan," katanya.
Ia melanjutkan pergeseran distribusi panas menandakan bahwa daerah pembentukan awan mulai bergeser ke Selatan Indonesia.
"Berarti menuju musim hujan. Posisi Matahari paling selatan pada 22 Desember. Itulah mulai musim hujan secara penuh di Indonesia bagian selatan," kata Thomas.
Thomas menjelaskan musim hujan secara umum dimulai dari Sumatra atau bagian utara Indonesia. Kemudian musim hujan akan terus bergerak ke arah selatan.
"Lalu Jawa bagian Barat menuju Jawa Timur, terus ke Bali, NTB, dan NTT. Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua pola umumnya mirip Sumatra, dimulai dari bagian utara ke selatan," kata Thomas.
Fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi kembali dialami beberapa wilayah di Indonesia, seperti Bandung, Yogyakarta, Bali sepanjang Oktober 2019. Posisi Indonesia yang berada di khatulistiwa, kulminasi ini terjadi sebanyak dua kali dalam setahun.
Fenomena yang disebut Kulminasi Utama 2 ini telah dialami sebagian wilayah Indonesia sejak 8 September 2019. Kota Sabang merupakan wilayah pertama yang mengalami hari tanpa bayangan.
Sebagai catatan, ketika matahari tepat berada di atas, maka matahari akan terasa lebih terik hingga sembilan persen.
Bayangan hanya akan terlihat menghilang pada benda tegak dan akan kembali berbayang pada sebelum dan setelah tengah hari. Posisi matahari yang berada tepat di atas benda membuatnya seakan-akan tidak memiliki bayangan.
(jnp/age)