Jakarta, CNN Indonesia -- Gojek Xcelerate mengajak para
startup lokal dan internasional untuk menambah ilmu dan keahlian dalam
machine learning. Program akselerator tersebut bertujuan untuk mendukung perkembangan
startup merah putih supaya mampu tumbuh pesat dan menciptakan dampak sosial positif yang lebih luas.
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan program Gojek Xcelerate membuka kesempatan kepada
startup lokal untuk mengembangkan bisnis.
"Ini merupakan salah satu upaya kami memberikan dampak sosial yang lebih luas bagi masyarakat melalui perkembangan industri
startup dan teknologi di Indonesia," ujar Kevin melalui keterangannya, Senin (14/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberhasilan Gojek dalam menciptakan sistem berbasis teknologi tidak terlepas dari pemanfaatan
machine learning yang dikembangkan Gojek selama hampir empat tahun terakhir. Tanpa mengadopsi model
machine learning, Gojek membutuhkan setidaknya 10 tahun untuk bisa berkembang.
"
Machine learning membantu mempelajari banyak hal mulai dari pola perilaku pelanggan hingga kondisi lalu lintas, bahkan rute baru guna meningkatkan pengalaman pelanggan. Data dari jutaan pesanan yang diproses setiap hari dalam
platform Gojek kami olah untuk menjawab kebutuhan pengguna."
Data yang masuk melalui platform Gojek, lanjut Kevin, kemudian dianalisis. Semakin banyak volume data memungkinkan untuk menghasilkan insight yang lebih akurat.
"Algoritma perhitungan akan semakin terlatih dengan meningkatnya volume dan kompleksitas data yang masuk. Melihat potensi besar ini, Gojek banyak mengalokasikan investasi untuk mengembangkan talenta yang paham
machine learning untuk menciptakan lebih banyak solusi lewat teknologi," ujarnya.
Diketahui, terdapat 25
startup yang terpilih dalam program akselerator Gojek Xcelerate. Lima
startup pada batch pertama di antaranya Crewdible (
startup logistik), Izy.ai (
startup industri perhotelan), Peto (
startup perawatan hewan peliharaan), Qlue (aplikasi
smart city), dan Travelio (
startup booking akomodasi).