Jakarta, CNN Indonesia --
Flu Babi Afrika (
African Swine Flu/ASF) dinyatakan berbeda dengan Flu Babi (H1N1) yang menjadi wabah pandemik di dunia pada 2009 lalu. Flu Babi menjadi bahan perbincangan setelah ribuan babi mati di
Bali dan
Sumatera Utara.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mencatat sudah ada 1.191 ekor babi yang mati sejak akhir Desember 2019.
Dilansir dari
The Spin Off, virus ASF hanya bisa menginfeksi babi dan tidak mengancam manusia. Flu babi pada tahun 2009 adalah virus H1N1 atau H3N2, kadang-kadang disebut Influenza A, yang pertama kali ditularkan ke manusia oleh babi sekitar 20 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ASF juga bukanlah hal bal baru, ASF pertama kali terjadi pada 1907 di Kenya. Virus tersebut pada 1950-an tersebar ke Portugal kemudian mewabah di Eropa hingga 1980-an.
ASF dan H1N1 tidak berhubungan, selain keduanya disebabkan oleh infeksi virus. ASF disebabkan oleh virus DNA dari keluarga Asfarviridae, yang juga menginfeksi kutu genus Ornithodoros. Sementara Flu Babi yang membunuh manusia disebabkan oleh virus H1N1.
Dilansir dari
WebMD, penyakit ini awalnya dijuluki flu babi karena virus yang menyebabkan flu awalnya melompat ke manusia dari babi. Virus ini kemudian berevolusi sehingga mampu membuat manusia terkena flu.
Virus ini adalah '
reassortant' yang berarti campuran gen dari babi, burung, dan flu manusia sehingga menghasilkan virus baru. Virus H1N1 mengandung elemen genetik virus flu babi yang menyebabkan babi memiliki gejala flu.
[Gambas:Video CNN]Virus flu babi yang biasanya menyebar di antara babi tidak sama dengan virus flu H1N1 yang menyebar di antara manusia. Flu babi tidak menginfeksi orang, tetapi wabah flu babi (H1N1) berbeda.
H1N1 disebabkan oleh virus flu babi yang baru sehingga membuat penyakit menyebar dari orang ke orang. Oleh karena itu virus ini menjadi virus flu yang menjangkit manusia.
Sementara itu, dilansir dari
MedicineNet, sama seperti virus influenza lainnya, virus tersebut akan menyerang sel-sel pada dinding hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Patut diingat bahwa virus ini tidak bisa menyebar melalui konsumsi daging babi.
(jnp/dal)