Jakarta, CNN Indonesia -- Membayangkan kuliner ayam bakar tentu yang paling bikin 
ngiler ialah lumernya bumbu kecap dipadu dengan daging empuk yang pas. Namun tak jarang ketika menyantap kuliner bebakaran ada bagian gosong yang mengganggu.
Lain halnya jika bertandang ke kedai Ayam Bakar Primarasa. Anda tak akan menemukan bagian gosong pada makanan yang dipesan. Bahkan ayam bakar yang sudah eksis lebih dari 20 tahun itu memiliki menu-menu yang sering disebut primadona oleh pelanggannya.
"Primarasa berdiri sejak 1993, dimulai oleh ayah-ibu saya. Mereka generasi pertama, mereka yang 
start dari awal. Saya sendiri merupakan generasi kedua," ujar 
owner Ayam Bakar Primarasa Edwin Sugiarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Jika dilihat sekilas, mungkin tak ada perbedaan antara Ayam Bakar Primarasa dengan kedai ayam bakar yang lain. Tapi proses memasak di Primarasa terbilang sangat mementingkan kualitas.
Ayam Primarasa sengaja direbus beberapa jam hingga mencapai tingkat kematangan yang sempurna dan empuk daging yang pas di lidah.
    
"Menggunakan arang asli dan kualitas ekspor sehingga pembakaran pun bagus. Warna ayamnya cokelat menggoda tanpa gosong dan mengeluarkan bau-bau 
smokey yang khas, yang pasti bikin pengin balik lagi," lanjut Edwin.
Selain menu ayam, sambal tradisional di Ayam Bakar Primarasa juga menjadi favorit para 
customer. Bahkan saking banyaknya permintaan sambal, pihak Ayam Bakar Primarasa membuatkan sambal dalam versi kemasan botol yang bisa dibeli dan mudah dibawa pulang 
customer."Ayam Bakar Primarasa enak. Banyak makanan yang aku favorit banget, sih. Yang paling favorit itu ayam bakarnya. Soalnya di sini ayam bakarnya enak banget, gurih, terus kecapnya juga nggak kemanisan. Enak deh buat di lidah," ucap salah satu pelanggan setia Ayam Bakar Primarasa, Kartika.
Selain menu ayam bakar yang menjadi favorit, menu lain seperti bandeng pepes juga menjadi 
best seller."Primarasa
, kesukaanku tuh yang pepes bandeng. Bandengnya, pedesnya pas. Jadi bener-bener 
nonjok medok gitu ya rasa pedesnya. Terus nggak pakai duri, nggak repot makannya. Jadi enak," aku 
customer lain bernama Frans.
Meski kedai ayam bakarnya sudah laris didatangi pelanggan tetap, Edwin tetap ingin memajukan usahanya agar omzetnya semakin meningkat. Ia kemudian mendaftarkan Primarasa sebagai mitra 
merchant GrabFood.
Usai bergabung GrabFood, ia merasakan kenaikan penjualan yang signifikan hingga 20 persen. Sebagai pemilik Ayam Bakar Primarasa, Edwin mengaku sangat bersyukur berkat GrabFood kedai ayam bakarnya jadi tak pernah sepi pengunjung.
"Cukup bagus untuk restoran seperti kami yang memang loyal
 fan-nya sudah banyak. Semoga GrabFood lebih banyak kampanye unik lagi. Contohnya kita habis partisipasi untuk GrabFood 
signature, kita membuat menu khusus hanya tersedia di GrabFood," tutup Edwin. 
(fri/fef)