Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok penipu siber atau
scammer diduga telah mencuri uang sebanyak puluhan juta euro milik pemerintah
Jerman yang sedianya digunakan untuk bantuan keuangan di tengan pandemi
virus corona Covid-19.
Scammer dikabarkan mengambil keuntungan dari kurangnya verifikasi identitas wilayah barat negara tersebut.
Para penipu di dunia maya itu menggunakan skema
phishing klasik dalam menjalankan aksinya. Pertama, mereka membuat salinan situs web resmi yang digunakan oleh provinsi North Rhine-Westphalia (NRW) untuk mendistribusikan bantuan virus corona ke bisnis dan wiraswasta.
Kemudian, mereka meluncurkan kampanye email untuk memikat pengguna ke situs web palsu dan mencuri kredensial mereka. Akhirnya, scammers meminta bantuan keuangan atas nama orang-orang tersebut sambil menggunakan rekening bank mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melasnir
Engadget, skema tersebut berlangsung selama sekitar tiga minggu hingga 9 April, ketika pemerintah daerah untuk sementara menangguhkan pembayaran dan menjadikan situs mereka offline.
Terkait dengan insiden itu, polisi menerima 576 laporan penipuan resmi dengan pembayaran bervariasi dari €9 ribu hingga €25 ribu. Jumlah itu membuat pemerintah Jerman mungkin telah kehilangan antara €31 hingga €100 juta (sekitar US$34 hingga US$109 juta).
Masalah timbul diduga akibat pemerintah NRW tidak seperti pemerintah negara bagian Jerman lainnya, yakni gagal meminta dokumen identitas yang dipindai. Mereka hanya meminya pelamar untuk mengisi formulir di situs web tanpa verifikasi tambahan.
Pasca kejadian itu, pemerintah Jerman telah memasang fitur verifikasi ID pelamar pada situs web pendanaan virus corona-nya dan hanya akan memenuhi permintaan pendanaan jika jika rekening bank pemohon sudah tercatat.
Melansir Euronews,
National Fraud and Cyber Security Centre (NFCS) menyatakan
scammers telah mengambil keuntungan dari pandemi Covid-19.
Contohnya, polisi keamanan dunia maya Inggris mengatakan bahwa klaim penipuan terkait virus korona telah melonjak sebesar 400 persen dengan kerugian mencapai lebih dari €1 juta sepanjang bulan Maret 2020.
Mayoritas laporan terkait dengan pesanan peralatan, dari masker wajah, hingga pembersih tangan yang tidak pernah tiba.
NFCS juga memperingatkan penipu itu bisa mencuri data pribadi,
log in email, atau detail perbankan lewat email phising bertema virus coronan baru yang meminta seseorang mengklik tautan.
Penipu bahkan telah terlihat meniru kelompok-kelompok seperti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan tautan yang mengarahkan kembali ke halaman tempat data dicuri.
(jps/dal)
[Gambas:Video CNN]