Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan polusi udara
DKI Jakarta selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (
PSBB) belum terlihat adanya penurunan yang signifikan.
Menurut Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, Siswanto, data itu merujuk kepada indeks kekeruhan udara dari AOD (
Aerosol Optical Depth) mulai 1 Maret sampai 16 April 2020.
"Pemantauan dari permukaan dengan rata-rata dari instrumen pengukur kualitas udara, bila dilihat kenaikan konsentrasi PM10 yang juga diiringi oleh kenaikan indeks kekeruhan udara dari AOD sepanjang periode 1 Maret-16 April 2020, belum terlihat adanya penurunan yang signifikan saat pemberlakuan kerja di rumah dan kebijakan PSBB," jelas Siswanto saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data yang dihimpun BMKG, pada 1 Maret 2020 PM10 berada pada level lebih dari 20 µgram/m3, sementara saat pertama kali kebijakan bekerja dari rumah diterapkan PM10 mengalami kenaikan pada level 70 µgram/m3.
Sedangkan PM10 saat kebijakan PSBB dimulai pada 10 April 2020 menunjukkan level 50 µgram/m3 dan berangsur mengalami sedikit penurunan. Data terakhir tanggal 16 April 2020, PM10 berada di bawah level 30 µgram/m3.
Kendati begitu, jika dilihat dari satelit yang membidik estimasi komponen polutan hingga ketinggian atmosfer tertentu (ketinggian laposan troposfera), Siswanto melihat ada dampak perubahan pengurangan partikel NO2 yang cukup signifikan selama periode kebijakan
Work From Home (WFH) dan PSBB.
Data BMKG menunjukkan pengurangan NO2 mencapai lebih dari 2x10^15 molekul per sentimeter persegi. Tetapi bukan berarti pengurangan NO2 di atmosfer bebas dari polusi udara.
"Masih ada komponen lainnya selain NO2 yang perlu diperiksa misal CO2, CO, SO, dan komponen penyumbang polusi lainnya," kata Siswanto.
Sumber utama NO2 pada atmosfer sendiri adalah gas buang kendaraan di jalan, selain dari pembangkit tenaga listrik, panas dari pabrik, dan proses industri. PSBB DKI Jakarta sendiri resmi dimulai pada 10 April hingga 23 April 2020.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan PSBB Jakarta hampir pasti akan diperpanjang mengingat angka warga yang positif corona di Ibu Kota masih terus meningkat.
(din/dal)
[Gambas:Video CNN]