Epidemiolog Respons Temuan Baru Musim Panas Tak Bunuh Corona

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2020 19:04 WIB
ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/BlackJack3D)
Jakarta, CNN Indonesia -- Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman mengatakan bahwa musim panas tidak mempengaruhi pandemi virus corona SARS-Cov-2 (Covid-19).

Pernyataan itu merujuk kepada suatu studi yang sebelumnya sempat memberi petunjuk bahwa penyebaran virus corona memiliki hubungan dengan suhu panas dan garis lintang.

"Tidak (musim panas tidak bisa menurunkan sebaran Covid-19). Yang utamanya kan host-nya, manusia suhunya sama mau di mana pun berada. Manusia itu suhu normalnya mau di kutub atau di Afrika, sama saja," kata Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (14/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyebabnya kata Dicky karena setiap manusia memiliki reseptor ACE2 di dalam tubuhnya dan menjadi tempat virus menetap.

ACE2 merupakan singkatan dari Angiotensin converting enzyme 2, enzim yang menempel pada permukaan luar sel-sel di beberapa organ seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.


ACE2 berperan serta dalam sistem hormonal yang disebut Ranin Angiotensin System (RAS) yang mengatur tekanan darah, keseimbangan aliran elektrolit, dan sistem ketahanan aliran darah.

Enzim ini juga melekat pada permukaan luar membran plasma pada sel dan siap untuk memecah molekul peptida yang datang. Maka secara fisiologis, molekul tersebut terlibat pada timbulnya penyakit seperti hipertensi, gangguan fungsi jantung dan hati serta diabetes.

"Selama manusia itu hidup dan karena dalam tiap manusia ada reseptor ACE2 yang jadi tempat virus ini menempel dan menginfeksi, ya semua manusia dimana pun dan kapan pun akan berisiko terinfeksi," pungkas Dicky.


Pernyataan Dicky tersebut merujuk pada penelitian soal musim panas dan virus corona yang berjudul, 'Impact of climate and public health interventions on the Covid-19 pandemic: a prospective cohort study' yang sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah dan telah ditinjau oleh rekan sejawat (peer reviewed).

Dalam temuan itu, musim panas cenderung hanya memainkan peran kecil dalam epidemiologi Covid-19. Sementara intervensi kesehatan masyarakat (penutupan sekolah, membatasi pertemuan massal, jarak sosial) memiliki dampak besar.

Lalu dikatakan semakin banyak intervensi kesehatan masyarakat di suatu daerah, semakin besar dampaknya pada memperlambat pertumbuhan epidemi. Intervensi kesehatan masyarakat sangat penting karena mereka satu-satunya yang efektif untuk memperlambat epidemi.

Selain itu hasil penelitian menunjukkan pembatasan pertemuan massal, penutupan sekolah dan physical atau social distancing memiliki hubungan yang kuat dengan pertumbuhan epidemi yang lebih rendah. Sehingga, cuaca dan suhu tampaknya tidak banyak berperan dalam pandemi corona.

(din/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER