Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (
Kemenkominfo) mencatat 695 hoaks dan disinformasi soal
Covid-19 di Indonesia.
Jumlah hoaks terakhir yang
CNNIndonesia.com terima pada 4 Mei sebanyak 446. Artinya ada 249 hoaks baru per hari ini (14/5). Dari 249 hoaks tersebut,
didapati 20 konten hoaks yang ramai dibicarakan di media sosial.
1. Konspirasi Komunis, Yahudi dan Nasrani Manfaatkan Covid-19 untuk Menghancurkan Islam
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telah beredar informasi di media sosial yang mengklaim konspirasi Komunis, Yahudi dan Nasrani memanfaatkan Virus Corona (Covid-19) untuk menghancurkan Islam.
Dalam postingan tersebut disebut sebanyak 12 misi yang akan dilakukan untuk menghancurkan Islam.
Faktanya, klaim konspirasi Komunis, Yahudi dan Nasrani manfaatkan Covid-19 untuk menghancurkan Islam tidak benar. Sebanyak 12 misi yang tercantum pada klaim yang beredar tersebut tidak terbukti kebenarannya.
2. Video "Ibu ini cuma dapat bantuan beras 1 liter dan mie instan 2 bungkus untuk 4 bulan"
Beredar video sejumlah ibu memprotes bantuan sosial yang diterima terkait Covid-19. Mereka merasa bantuan itu tidak cukup karena hanya berisi 2 bungkus mie instan dan 1 liter beras.
Disebutkan dalam video, mereka berdomisili di kawasan Cimone, Tangerang, Banten. Mereka pesimis dapat bertahan hidup beberapa bulan ke depan dengan jumlah bantuan tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa warga Cimone, Tangerang, Banten cuma dapat bantuan beras 1 liter dan mie instan 2 bungkus untuk 4 bulan adalah klaim yang salah.
Salah satu ibu yang ada di video itu sudah mengklarifikasi dan meminta maaf. Bantuan yang diterima ibu itu berasal dari lumbung pangan RW setempat. Bukan dari bantuan pusat atau provinsi yang sampai saat ini belum turun.
3. Warga Positif Covid-19 Kabur di Cilegon
Beredar di sosial media kabar mengenai adanya warga positif Covid-19 yang kabur di Kelurahan Lebakgede Kecamatan Pulomerak Cilegon, Banten.
Setelah ditelusuri, kabar yang beredar tersebut adalah tidak benar. Kapolsek Pulomerak, AKP Rifki Septirian Yusuf membantah bahwa yang bersangkutan kabur dari rumahnya. Kapolsek menyebut seorang berinisial Y tersebut masih berada di rumahnya.
4. Sinetron Bajaj Bajuri Ramal Virus Corona 17 Tahun Lalu
Beredar postingan di media sosial potongan sebuah video dari salah satu episode sinetron komedi Bajaj Bajuri. Dalam postingan tersebut disebutkan Bajaj Bajuri telah meramal kedatangan Virus Corona 17 tahun lalu.
Faktanya, dalam episode tersebut memang sedang membahas penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang memang disebabkan salah satu jenis Virus Corona.
Bajaj Bajuri mulai tayang pada tahun 2002 menyinggung fenomena Virus Corona SARS. Sementara yang baru-baru ini mewabah adalah Virus Corona Covid-19. SARS dan COVID-19 memiliki gejala yang mirip.
5. Covid-19 Sengaja Dimasukkan ke Tubuh Masyarakat Lewat Rapid Test
Beredar kabar di media sosial yang mengklaim Virus Corona baru atau Covid-19 sengaja dimasukkan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test agar berstatus positif dan pemerintah sengaja membuat zona merah Covid-19.
Informasi itu beredar secara berantai melalui Facebook dan aplikasi pesan WhatsApp dengan mencantumkan tautan artikel situs viva.co.id untuk memperkuat klaim tersebut.
Faktanya, setelah ditelusuri klaim bahwa Covid-19 dimasukan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test tidak benar. Tidak ada kalimat yang menyatakan Covid-19 dimasukan dalam tubuh masyarakat melalui rapid test agar berstatus positif dalam artikel situs viva.co.id.
6. Jokowi akan Pecat Mereka yang Mempersulit WN Tiongkok Masuk Indonesia
Beredar di sosial media unggahan sebuah foto yang memperlihatkan Presiden Tiongkok Xi Jinping sedang menelepon Presiden Jokowi.
Dalam foto itu terdapat sebuah percakapan Presiden Tiongkok meminta Jokowi tidak menghalangi kedatangan WN Tiongkok ke Indonesia dengan alasan virus korona atau Covid-19.
Jokowi pun berjanji akan memecat para pihak yang mempersulit kedatangan WN Tiongkok ke Indonesia. Unggahan foto tersebut juga disertai dengan narasi yang mempertanyakan pembelaan Jokowi.
Klaim bahwa Presiden Jokowi akan memecat pihak yang mempersulit kedatangan Warga Negara asal Tiongkok adalah salah. Adapun faktanya, foto Jokowi sedang menelpon itu tidak terkait dengan pembahasan WN Tiongkok.
7. Informasi Pembagian Masker Dicampur Bius
Sebuah pesan berantai yang berisi himbauan kepada masyarakat untuk berhati-hati saat menerima masker karena terdapat obat bius di dalamnya tersebar luas melalui aplikasi WhatsApp.
Faktanya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus pada Rabu 06 Mei 2020, telah mengkonfirmasi bahwa informasi dalam pesan berantai tersebut adalah hoaks alias tidak benar.
8. Keluar Rumah Tidak Memakai Masker Denda 5 Juta
Telah beredar pesan berantai di WhatsApp yang berisi informasi mengenai adanya sanksi tilang yang diberlakukan kepada masyarakat yang keluar rumah, khususnya pengendara motor ataupun mobil dan juga pejalan kaki yang tidak menggunakan masker.
Sanksi tilang tersebut sudah berlaku dengan denda sebesar Rp. 5 juta atau penjara selama 2 minggu.
Faktanya, Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah melalui akun Instagram @humaspoldakalteng menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.
8. Kuota Gratis dari Pemerintah sebagai Insentif saat Pandemi Covid-19
Beredar kembali sebuah pesan berantai dengan narasi yang menyebutkan adanya pembagian kuota gratis dari Pemerintah sebagai insentif di massa Pandemi Covid-19 dan pada narasi pesan tersebut dicantumkan juga sebuah situs yang diklaim sebagai petunjuk juga syarat mendapatkan kuota 10GB secara gratis.
Faktanya, informasi dalam pesan tersebut adalah tidak benar dan bukan berasal dari sumber kredibel.
Saat ini pemberian kuota gratis dari Pemerintah adalah berupa kerja sama dengan operator telekomunikasi dengan memberikan layanan internet gratis melalui platform dunia pendidikan dan bukan seperti narasi pada pesan berantai tersebut.
9. Beijing dan Shanghai Terbebas Dari Virus Corona (Covid-19) Sebab Virus Tersebut Senjata Biologis China
Beredar di media sosial Facebook tentang Beijing dan Shanghai masih terbebas dari Virus Corona baru (Covid-19) sebab virus tersebut senjata biologis China.
Faktanya setelah ditelusuri, klaim Beijing dan Shanghai bebas Covid-19 karena virus tersebut senjata biologis China adalah tidak benar, Covid-19 menyebar ke Beijing dan Shanghai pada 20 Januari 2020.
10. Jutaan Rokok Sampoerna Terpapar Covid-19
Telah beredar postingan di media sosial yang menyebutkan bahwa terdapat jutaan rokok Sampoerna yang terpapar Covid-19 beredar luas di masyarakat.
Faktanya, informasi dalam postingan tersebut adalah tidak benar. Klaim jutaan rokok Sampoerna terpapar Covid-19 beredar di masyarakat tidak terbukti. Sampoerna telah melakukan karantina produk selama lima hari sebelum akhirnya didistribusikan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
11. Mayat Terpapar Virus Covid-19 Dibuang ke Laut
Beredar sebuah postingan di media sosial Twitter bahwa sejumlah Negara membuang jenazah yang terpapar virus Covid-19 ke laut. Informasi dalam Bahasa Inggris itu
dilengkapi video mayat orang-orang kulit hitam yang tergeletak di pantai.
Setelah dilakukan penelusuran, video yang sama pernah diunggah kanal Godspower Oshodin pada Juni 2019. Peristiwa itu sebenarnya terjadi pada tahun 2014. Portal berita Daily Mail pernah memuat foto tentang kejadian yang sama pada 26 Agustus 2014.
Disebutkan, mayat imigran asal Afrika itu ditemukan tersapu ke arah pantai, 30 mil sebelah timur Tripoli. Hampir 200 imigran diduga tenggelam setelah berupaya menyeberang ke daratan Eropa dengan sebuah kapal kecil.
12. Dari Ratusan Ribu Tahanan Tidak Ada Satupun Aktivis Islam yang Dibebaskan di Tengah Wabah Covid-19
Beredar postingan di media sosial sebuah narasi beserta foto Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dan Ustadz Bahar Smith yang berbunyi:
"Karena COVID-19 Para penjahat di bebaskan dgn aneka kejahatan para alim ulama, Aktivis Islam yg di penjara tdk satu pun di bebaskan. #Tanda_tanya????.. Penjahat bebas, Sekarang banyak kejahatan begal di mana2..mencari kesempatan karena COVID-19 RATUSAN RIBU TAHANAN DENGAN ANEKA KEJAHATAN TIDAK SATUPUN AKTIVIS ISLAM YANG DIBEBASKAN".
Faktanya setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut tidak benar. Menurut Kuasa hukum Ustadz Bahar Smith, Ichwan Tuankotta menyatakan bahwa Ustadz Bahar Smith menolak tawaran yang disampaikan oleh penanggung jawab Lapas Pondok Rajeg Cibinong, Bogor untuk dibebaskan.
Alasan Ustadz Bahar Smith menolak dibebaskan karena tidak mau dianggap hutang budi pada Pemerintah dan lebih memilih mengajar terlebih dahulu di lapas untuk menunjukkan tanggung jawabnya.
Terkait Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, menurut kuasa hukum nya, Achmad Michdan, mengatakan jika beliau sedang mengajukan pembebasan melalui surat permohonan yang ditunjukan kepada Presiden Joko Widodo dan Menkumham Yasonna Laoly.
Adapun napi yang bebas berdasarkan aturan itu hanyalah narapidana umum dan napi anak. Sedangkan napi koruptor, napi narkotika, dan napi terorisme tidak termasuk.
13. Setiap Keluarga di DKI Jakarta Diberi Bantuan Sebesar Rp 1,2 Juta
Beredar postingan di media sosial yang menyebut bahwa setiap keluarga di DKI Jakarta diberi bantuan sebesar Rp1,2 juta. Bantuan itu diberikan terkait pandemi Virus Covid-19.
Kabar tersebut berawal dari cuitan sebuah akun Twitter yang melakukan retweet link artikel Vivanews.com berjudul "Pemerintah Pusat Mulai Distribusi Bansos ke 1,2 Juta Keluarga di DKI".
Klaim bahwa setiap keluarga di DKI Jakarta diberi bantuan sosial sebesar Rp 1,2 juta adalah salah. Faktanya yang dimaksud jumlah 1,2 juta adalah jumlah keluarga ditargetkan mendapat bantuan sosial di DKI Jakarta.
14. Hotman Paris Berencana Undang BTS dan EXO setelah Virus Corona Teratasi
Beredar kabar di media sosial pengacara ternama, Hotman Paris berencana mengundang
boyband asal Korea yakni BTS dan EXO setelah Virus Corona atau Covid-19 teratasi.
Hal itu diketahui dari cuitan sebuah akun Twitter dengan nama Hotman Paris. Faktanya kabar tersebut tidak benar. Dikutip dari turnbackhoax.id, Hotman Paris yang merasa
dirugikan dengan cuitan yang membawa namanya tersebut pun memberikan klarifikasinya.
Pada Instagram resminya yang bernama @hotmanparisofficial, ia menyatakan cuitan tersebut adalah hoaks dan meminta kepada netizen untuk melaporkan akun palsu itu ke pihak Twitter.
15. Adidas Bagi-bagi Sepatu Gratis untuk Lawan Covid-19
Beredar sebuah pesan berantai di Whatsapp mengatasnamakan Adidas yang akan membagi-bagikan sepatu gratis untuk melawan Covid-19.
Hadiah itu bisa didapatkan jika penerima pesan mengklik
tautan yang tercantum dalam pesan tersebut. Berdasarkan penelusuran melalui akun Instagram @adidasindonesia, tidak ada informasi resmi terkait pembagian sepatu olahraga gratis dalam melawan Covid-19.
Melainkan ada sebuah postingan memberikan informasi tentang keterlambatan pengiriman sepatu yang diunggah pada 23 Maret 2020 lalu.
Perlu diketahui, penipuan mengatasnamakan Adidas juga pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya dengan berbagai macam dalih, seperti ulang tahun Adidas yang ke-95 atau dengan bagi-bagi sepatu gratis lewat pesan di Whatsapp.
16. Presiden Erdogan Sebut Tak Ada Masjid yang Ditutup di Turki Saat Wabah Covid-19
Sebuah akun Facebook mengunggah gambar berisi pernyataan yang diklaim sebagai pernyataan resmi dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan narasi sebagai berikut :
"Tidak ada mesjid yang akan ditutup di Turki dari ancaman virus corona. Penutupan mesjid lebih berbahaya dari virus corona. Siapa saja yang meninggalkan mesjid hari ini, besok dia akan kehilangan iman karena dajjal. Percaya kepada Allah dan hanya Allah pemberi pertolongan".
Faktanya kabar tentang Pemerintah Turki yang tidak menutup Masjid karena pandemi Virus Corona ternyata tidak sepenuhnya benar.
Narasi yang beredar tersebut bukanlah pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Dalam artikel "Praying in time of COVID-19: How world's largest mosques adapted", pada situs aljazeera.com mengungkapkan, Turki membatalkan semua ibadah berjamaah di masjid-masjid, termasuk shalat Jumat, sejak 16 Maret 2020.
Pemerintah Turki meminta Masjid untuk tidak mengadakan shalat berjamaah hingga pandemi Virus Corona Covid-19 berakhir
17. Video Donald Trump Diruqyah karena Stres Menghadapi Pandemi Covid-19
Beredar sebuah video di sejumlah platform media sosial yang memperlihatkan presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan sejumlah orang yang berdiri di belakangnya.
Pengunggah dalam narasinya mengklaim peristiwa dalam video tersebut terkait Donald Trump yang diruqyah
karena sudah stres menghadapi wabah Virus Corona atau Covid-19.
Faktanya dilansir dari turnbackhoax.id, klaim bahwa Presiden AS Donald Trump diruqyah karena stres menghadapi pandemi Covid-19 adalah salah.
Video itu adalah video suntingan dan tidak terkait dengan Covid-19. Video tersebut merupakan hasil manipulasi dari video yang pernah beredar pada tahun 2017 ketika Presiden Donald Trump berdoa bersama sekelompok pemimpin agama pada 1 September 2017.
Peristiwa itu terjadi setelah ia mendeklarasikan 3 September sebagai Hari Doa Nasional untuk para korban Topan Harvey. Pada video asli Trump didoakan dengan bahasa Inggris, bukan bahasa Arab.
18. Pesan Berantai Bantuan Dana dari Kominfo untuk Masyarakat Terdampak Covid-19
Beredar sebuah pesan berantai mengenai informasi yang menyebutkan bahwa sehubungan dengan mewabahnya Virus Covid-19 maka dari itu Kementerian Kominfo akan memberikan bantuan berupa uang sejumlah Rp2,5 juta dengan syarat mengirimkan foto KTP dan Buku Rekening ke sejumlah nomor telepon yang tercantum pada pesan tersebut.
Faktanya pesan berantai yang mencatut nama Kementerian Kominfo tersebut telah dibantah oleh Menteri Kominfo Johnny G Plate bahwa pesan tersebut adalah tidak benar.
Diharapkan masyarakat agar selalu mengkonfirmasi dahulu setiap pesan atau informasi yang diterima mengenai Kementerian Kominfo pada situs resmi yang telah sediakan.
19. Foto "Dampak 16 Hari Lockdown di Italia"
Beredar foto di media sosial Instagram yang memperlihatkan sekelompok massa sedang bersitegang dengan pihak keamanan.
Pengunggah dalam narasinya mengklaim kejadian itu akibat adanya lockdown di Italia warga kelaparan, terjadi
penjarahan supermarket hingga menimbulkan banyak kerusuhan.
Faktanya, foto yang dibagikan tersebut bukan foto dampak
lockdown di Italia seperti yang diklaim pengunggah. Tidak benar peristiwa dalam foto itu dikaitkan dengan
warga yang kelaparan, penjarahan supermarket ataupun adanya kerusuhan akibat
lockdown.
Foto itu merupakan foto para keluarga napi yang merespon pembatasan kunjungan terkait wabah Covid-19.
20. Pernyataan Menteri Keuangan RI Terkait Listrik Gratis dan Diskon
Beredar pernyataan yang diklaim dikeluarkan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani terkait listrik gratis dan diskon yang diberikan negara dibiayai dengan hutang dari Bank Dunia sebesar Rp5 Triliun yang harus dibayar ke depan dengan uang rakyat.
Faktanya Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Rahayu Puspasari menegaskan jika informasi yang beredar mengenai subsidi tersebut dari pinjaman Bank Dunia sebesar Rp5 Triliun adalah hoaks.
Beliau menuturkan bahwa listrik dan diskon yang diberikan dalam rangka penanganan dan penanggulangan Covid-19 bersumber dari APBN 2020.
Dana tersebut diperoleh dari relokasi dan refocusing anggaran APBN 2020 dan difokuskan untuk penanganan Covid-19 dan sumber sah lainnya.
(jnp/mik)
[Gambas:Video CNN]