Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertanian (
Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memastikan tiga produk anti virus corona berbasis eucalyptus yang sudah didaftarkan paten, bisa menyembuhkan penyakit
Covid-19 akibat infeksi
virus corona SARS-CoV-2.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry sebelumnya tak spesifik mengatakan anti virus yang mengandung senyawa 1,8 cineole ini bisa menjadi anti virus Covid-19. Ia hanya mengatakan bisa menyembuhkan penyakit akibat virus corona.
Padahal saat ini terdapat banyak varian virus corona, alfa, beta, delta, dan gamma. Virus corona yang menular dari binatang ke manusia adalah kelompok alfa dan beta. Covid-19 ditularkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang merupakan jenis virus corona beta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun uji nya pada beta corona, tapi bisa untuk Covid-19 karena mekanisme kerja cineole 1,8 sama di semua virus corona," kata Fadjry saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (18/5).
Balitbangtan telah melakukan uji coba sejumlah tumbuhan yang berpotensi sebagai anti virus corona. Hasilnya, disimpulkan tanaman eucalyptus paling efektif menangkal virus corona karena memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).
Khasiat eucalyptol untuk menghambat infeksi Covid-19 terbukti dalam penelitian awal oleh Sharam dan Kaur dalam jurnal yang berjudul "Eucalyptol (1,8-cineole) from Eucalyptus Essential Oil a Potensial Inhibitor of COVID-19 Corona Virus Infection by Molecular Docking Studies".
Akan tetapi, jurnal tersebut menyebutkan masih dalam tahap pra-cetak dan belum dikaji. Jurnal juga mengatakan dibutuhkan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki potensi penggunaan eucalyptol.
Ahli Botani dari Universitas Mataram, Niechi Valentino mengatakan meskipun penelitian dengan metode penambatan molekuler (molecular docking), hasilnya memang masih merupakan prediksi yang lazim digunakan untuk tahap awal pencarian kandidat obat.
Niechi mengatakan metode penambatan molekuler adalah metode untu kmeniru peristiwa interaksi suatu molekul pengikatan protein yang menjadi targetnya pada uji in vitro (dalam tabung lab).
"Artinya penelitian terkait ini perlu dilanjutkan melalui pembuktian empiris. tidak boleh langsung diklaim sebagai obat anti virus," kata Niechi.
Kementan mengatakan anti virus corona besutan mereka ini dibuat menjadi tiga produk. Ketiga produk itu meliputi, formula aromatik anti virus berbasis minyak eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003578, ramuan inhaler anti virus berbasis eucalyptus dan proses pembuatannya dengan nomor pendaftaran paten P00202003574.
Kemudian, ramuan serbuk nanoenkapsulasi anti virus berbasis eucalyptus dengan nomor pendaftaran paten P00202003580.
Kementan bekerjasama dengan PT Eagle Indo Pharma, pemilik merek dagang Cap Lang untuk membuat ketiga produk mereka. Disebutkan kerjasama ini dilakukan untuk mempercepat proses pengembangan produk agar dapat digunakan masyarakat guna mencegah pandemi.
(jnp/eks)
[Gambas:Video CNN]