Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan Pulau
Bali memiliki spesies endemik baru berupa reptil dari jenis
Gecko Cyrtodactylus atau dalam bahasa lokal dikenal dengan nama
tokek. Spesies endemik baru itu diberi nama
Cyrtodactylus Jatnai.
Dalam keterangan resmi, KLHK menyampaikan penemuan spesies baru itu telah dimuat dalam jurnal TAPROBANICA Vol.09, No.1, Mei 2020.
Para peneliti yang menulis penelitian itu, yakni A.A. Thasun Amarasinghe (Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI), Awal Riyanto (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), Mumpuni (Museum Zoologicum Bogoriense/MZB), dan Lee L. Grismer (La Sierra University, California, AS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti mengatakan tokek jenis baru Cyrtodactylus jatnai sebagai penghargaan kepada ahli konservasi, ekologi dan primatologi UI bernama Jatna Supriatna yang lahir di Bali. Mereka mengatakan Jatna berkontribusi luar biasa bagi konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan juga memberi dukungan selama kegiatan penelitian.
Thasun menyampaikan sejak seratus tahun yang lalu spesies Cyrtodactylus jatnai tersebut dikenal sebagai Cyrtodactylus fumosus. Namun, Cyrtodactylus yang ditemukan di Bali adalah satu spesies yang berbeda berdasarkan pemeriksaan mendetail.
"Secara morfologi dan contoh dari beberapa daerah biogeografi lainnya menunjukkan kemiripan dengan Cyrtodactylus seribuatensis dari Pulau Seribuat di Malaysia bagian barat. Tetapi ada ciri morfologi yang membedakan, yaitu pada bagian sisiknya," kutip keterangan tertulis KLHK.
Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat KLHK Agus Ngurah Krisna mengatakan penemuan spesies tokek baru itu hasil penelitian dalam rangka kerjasama antara Balai TNBB KLHK dengan RCCC UI tentang Pelaksanaan Demonstrasi Proyek The Rainsforest Standard Protected Area Credit di Kawasan TNBB pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
"Masih terdapat kemungkinan bertambahnya spesies baru dari hasil kegiatan penelitian ini. Beberapa jenis herpetofauna masih unidentified dan sedang dalam penelitian mendetail oleh Tim Peneliti RCCC UI dan MZB," ujar Agus.
Temuan spesies baru itu diklaim menambah keanekaragaman hayati Kawasan TNBB, dimana sebelumnya tercatat terdapat 18 jenis mamalia, 205 jenis burung, 13 jenis reptil, 10 jenis amfibi, 67 jenis kupu-kupu dan lebih dari 120 jenis ikan.
TNBB juga didukung oleh keberadaan ekosistem yang cukup lengkap mulai dari ekosistem hutan hujan dataran rendah dengan 72 jenis pohon, ekosistem hutan musim dengan 66 jenis pohon, ekosistem savana dengan 55 jenis pohon, ekosistem mangrove dengan 18 jenis pohon, ekosistem hutan pantai, dan ekosistem terumbu karang.
(jps/dal)
[Gambas:Video CNN]