112 Antigen Kandidat Vaksin Corona Dunia, RI Tersedia Oktober

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2020 13:49 WIB
3d Render Bacterium closeup (depth of field)
Ilustrasi virus corona. (iStockphoto/spawns)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memperkirakan hasil antigen kandidat vaksin virus corona Covid-19 di Indonesia akan tersedia dan selesai antara Juni hingga Oktober 2020 setelah melewati kloning gen ke vektor pada Mei 2020.

"Lanskap dunia terkait vaksin Covid-19 menunjukkan ada 121 kandidat vaksin dalam fase penelitian dan di antaranya itu sama platformnya yang akan diambil oleh Indonesia," kata tim peneliti vaksin Covid-19 Eijkman Herawaty Sudoyo mengutip Antara, Selasa (9/6).

Secara umum, dari 121 kandidat vaksin dalam fase penelitian dunia tersebut, 40 di antaranya memilih platform 'protein subunit'. Platform ini merupakan satu dari tujuh strategi platform atau pengembangan vaksin di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah kandidat vaksin yang masih berada dalam penelitian tersebut pada hakikatnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kandidat vaksin dalam gambaran Badan Kesehatan Dunia yang telah berada pada tahap evaluasi klinis dengan berbagai platform.


Bahkan tiga dari 10 kandidat vaksin yang telah berada pada tahap evaluasi tersebut sudah masuk uji klinis fase dua hingga tiga. Fase tiga berarti sudah diuji klinis ke manusia dan tahapan selanjutnya jika berhasil itu pasti langsung komersial. Sedangkan tujuh kandidat vaksin lainnya masih berada pada fase satu hingga dua.

"Mereka maunya akhir 2021 sudah keluar, itu rencananya, tapi siapa tahu bisa lebih cepat," ujar dia.

Menurutnya, fase-fase untuk vaksin itu berkembang dimana normalnya bukan selesai dalam satu tahun, melainkan bertahun-tahun. Proses itu disebut tradisional sebab mulai dari skala kecil produksi, komersial dan terakhir disebarkan ke seluruh dunia.

Untuk Eijkman sendiri, tahapan isolasi dan amplifikasi gen spike ialah pada Maret hingga April 2020. Kemudian kloning vektor pada Mei 2020 dan dilanjutkan dengan menghasilkan antigen kandidat vaksin pada Juni hingga Oktober 2020.


Dari proses ini diperkirakan uji klinis berlangsung pada November 2020 hingga Januari 2021 dan skala produksi pada Februari 2021.

"Nantinya vaksin yang tersedia akan memberikan imunitas pada bangsa dan sambil menunggu maka kita tetap terapkan semua protokol hidup sehat," ujar dia.

Ia menegaskan vaksinasi COVID-19 dan imunisasi tersebut penting sebab ketika penyakit menular memasuki grup yang tidak divaksinasi, banyak anggota terinfeksi karena rendahnya imunitas melawan penyakit. Dengan kata lain, jika tidak ada yang diimunisasi, maka penyakit menular dapat menyebar di populasi.

Elemen penting dari poin ini, ujar dia, ditentukan oleh kematangan dan kekuatan dari sistem imunitas individu. Bahkan, baik itu balita, lansia dan dewasa dengan tingkat imunitas rendah sangat mudah terinfeksi karena sistem imun yang terganggu.


Karakter Genetik Covid-19 Jadi Kunci Vaksin

Herawaty kemudian mengatakan informasi terkait karakteristik genetik dari Covid-19 menjadi tolok ukur untuk dapat menentukan strategi yang hendak digunakan dalam penyediaan bibit vaksin virus tersebut.

"Ini adalah tahap pertama dari pembuatan vaksin Indonesia, yakni kita harus tahu informasi genetik virus," kata Herawaty.

Hal tersebut penting diketahui sebab evolusi virus mudah bermutasi di inang sehingga jangan sampai mengambil bagian-bagian yang berubah. Jika terjadi maka bisa menyebabkan vaksin akan gagal.

Penguraian informasi genetik virus dilakukan lembaga tersebut dengan menggunakan teknologi Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-CoV-2 asal Indonesia yang merupakan WGS pertama kontribusi dari Indonesia untuk nasional maupun internasional.

Dalam mengkarakterisasi virus SARS-CoV-2 di Indonesia, penting untuk memonitor evolusi virus serta menentukan seberapa cepat virus beradaptasi saat menyebar. Hal itu dapat dilakukan dengan turut melacak rute transmisi atau penyebaran virus tersebut di Tanah Air.

"Tidak kalah penting ialah mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya. Mau tidak mau kita tidak bisa meloncati tiap-tiap tahapan ini untuk memperoleh vaksin," katanya.


Sejauh ini, ujarnya, Indonesia telah memasukkan data dari genome Indonesia ke salah satu organisasi yakni GISAID dimana merupakan bank data genome seluruh dunia.

Ia menyampaikan sampel virus Indonesia sudah dikirim atau dimasukkan ke GISAID sejak 5 Mei 2020 yang terdiri atas 13 sekuens virus yakni tujuh dari Eijkman dan enam dari Universitas Airlangga.

Menurutnya, sebenarnya jika Indonesia tidak punya data genome tersebut, dan tidak masalah sebab datanya masih bisa dilihat di GISAID dengan total sekitar 36 ribu data dari seluruh dunia. Bahkan juga bisa melihat tempat-tempat untuk membuat bibit vaksin.

"Tapi kita kan berpikir bagaimana jika virus tersebut setelah berkelana ke seluruh dunia lalu masuk ke Indonesia dengan inang berbeda lalu bermutasi. Jadi kita tetap ingin informasi itu," ujarnya.

Ia mengatakan GISAID sangat senang akhirnya Indonesia memasukkan data ke bank data tersebut dan hal itu sebenarnya menunjukkan bahwa negeri ini tidak kalah dengan negara lainnya.

(antara/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER