Epidemiolog Tak Heran Kasus Corona RI Kini Tertinggi di Asean

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 19:29 WIB
Tim medis Puskesmas Kramat Jati mengambil sampel lendir saat tes swab pada ibu hamil di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Dahlia, Kelurahan Tengah, Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Ilustrasi virus corona di Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Data statistik Sekolah Kedokteran Universitas Johns Hopkins menyampaikan Indonesia menduduki posisi puncak sebagai negara dengan kasus Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2 tertinggi di Asia Tenggara. Indonesia disebut melampaui jumlah kasus di Singapura yang semula berada di urutan pertama.

Berdasarkan data 17 Juni 2020, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 41.431. Sedangkan kasus meninggal dunia mencapai 2.276 dan sembuh sebanyak 16.243.

Peringkat Indonesia sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak di Asia Tenggara tak pelak menimbulkan pertanyaan. Sebab, Indonesia sudah melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk menuju new normal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyampaikan posisi Indonesia sebagai negara paling banyak kasus di Asia Tenggara sudah diprediksi sejak awal. Dia mengatakan hal itu bisa terjadi mengingat jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa.

"Sebetulnya status ini suda diprediksi dari awal mengingat jumlah penduduk yang besar," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/6).

Dicky menuturkan tingginya kasus di Indonesia juga terkait dengan keberadaan Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan, dia menyampaikan OTG mendominasi kecepatan penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Selain itu, dia mengatakan faktor cakupan pengujian Covid-19 yang baru beberapa waktu menguat juga turut menyumbang kenaikan kasus di Indonesia. Dia mengatakan kemungkinan besar sudah terjadi penyebaran kasus di beberapa wilayah di Indonesia sebelum pengujian ditingkatkan.

"Arti lainnya peningkatan kasus ini adalah puncak gunung es yang sudah mulai terkuak dengan adanya upaya testing dan tracing," ujarnya.

Meski terlambat, Dicky menilai langkah pemerintah untuk meningkatkan pengujian harus direspon positif. Sebab, dia mengatakan hal itu membuat semua pihak mengetahui dan memahami kapan waktu yang tepat mengidentifikasi pembawa virus untuk selanjutnya dilakukan isolasi.

"Di sisi lain beberapa wilayah masih mengalami gap waktu antara waktu test dan hasil. Sehingga ini memiliki potensi tertundanya kegiatan tracing yang bisa meningkatkan peluang penyebaran," ujar Dicky.

"Selain itu juga meningkatkan beban anggaran pelayanan karena pasien menunggu," ujarnya.

Di sisi lain, Dicky menyampaikan banyaknya pengujian, identifikasi kasus, penelusuran, isolasi, dan perawatan adalah bentuk keberhasilan awal.

Sebab, dia mengatakan langkah utama yang harus dilakukan pemerintah adalah memastikan Indonesia telah melakukan cakupan testing yang cukup, yakni 1 persen dari total populasi dengan positif rate di bawah 5 persen dan cakupan contact tracing minimal 80 persen  dengan isolasi 100 persen.

"Di situlah kita bisa mengklaim sudah relatif berhasil mengendalikan pandemi," ujar Dicky.

Dicky menambahkan pemerintah juga harus terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan. Sebab, dia kembali mengingatkan Indonesia belum mengalami puncak gelombang pertama pandemi Covid-19.

"Artinya harus terus menemukan kasus untuk mencegah beban atau chaos layanan rumah sakit atau kesehatan dan juga mencegah banyak kematian," ujarnya.

Terkait dengan kondisi itu, Dicky menyarankan pemerintah untuk memastikan semua daerah merespon cepat dan tepat setiap kasus. Dia mengingatkan jangan ada daerah yang mendasarkan kebijakan tidak sesuai logika program pandemi.

Kemudian, dia menyarankan pemerintah melakukan pembatasan perjalanan yang tidak penting, yakni ravel restriction. Kewajiban memakai masker dan menjaga jarak sosial harus diintensifkan.

Dicky juga menyarankan pemerintah melakukan pengujian secara masif dan agersif dengan perbandingan satu ten untuk seribu penduduk selama per minggu. Dia juga berharap pemerintah melakukan akselerasi dan optimalisasi penelusuran kontak.

"Terakhir, dilakukan isolasi baik kasus symtomatic dan asymtomatic yang terdeteksi," ujar Dicky.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER