Startup jaringan hotel murah Airy Rooms telah menutup operasional pada 31 Mei lalu karena terdampak pandemi virus corona Covid-19. Di Indonesia masih ada startup jaringan hotel murah seperti OYO dan RedDoorz.
OYO saat ini masih beroperasi di Indonesia meskipun tingkat okupansi Oyo di dunia menurun sebanyak 60 persen akibat pandemi Covid-19. Di sisi lain, menanggapi penutupan operasional Airy, OYO mengingatkan bisnis industri hospitality merupakan salah satu yang terkena dampak paling besar akibat pandemi.
Di sisi lain, Country Head Emerging Business, Oyo Hotels and Homes Indonesia, Eko Bramantyo mengatakan data internal OYO menunjukkan performa hotel OYO perlahan mulai membaik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tingkat okupansi yang berada di bawah 20 pesen pada April 2020, kini mulai menunjukkan grafik peningkatan sejak Mei 2020, dengan 92 persen pemesanan selama pandemi dilakukan melalui kanal penjualan yang dikelola OYO seperti aplikasi, web, dan micro market selling OYO," kata Eko dalam keterangan resmi kepada CNNIndonesia.com.
Eko mengatakan pandemi memang memberikan tantangan berat bagi OYO, namun ia mengatakan OYO berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan beradaptasi pada kondisi pasar, sebagai strategi dan kunci keberlangsungan bisnis.
Lihat juga:Airy Tutup Operasional Mulai 31 Mei |
Eko mengatakan OYO sendiri meluncurkan program kualifikasi "Sanitized Stay' di Indonesia yang sebelumnya telah diluncurkan di berbagai wilayah operasional OYO di Asia.
Program ini menerapkan standar baru untuk meminimalisir kontak fisik pada kegiatan operasional hotel mitra OYO selama pandemi dan pada fase new normal.
Dalam program ini terdapat protokol yang telah didesain berdasarkan peraturan pemerintah dan regulasi lainnya terkait dengan penerapan social distancing dan prosedur keselamatan selama pandemi.
"Adapun protokol yang diterapkan secara komprehensif pada program Sanitized Stay meliputi flow operasional, proses check-in dan check-out, penanganan barang bawaan, panduan kebersihan, penanganan Covid-19, SOP untuk tamu diduga Covid-19, dan regulasi untuk tamu dan staf," kata Eko.
Eko juga mengatakan mengatakan OYO menerapkan berbagai protokol kesehatan di properti OYO. Mulai dari desinfektan rutin hingga penerapan social distancing.
Dihubungi terpisah, RedDoorz mengatakan penutupan Airy disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang memberikan dampak negatif terhadap bisnis perhotelan.
Country Marketing Director RedDoorz, Sandy Maulana mengatakan pihaknya melakukan banyak langkah untuk beradaptasi dalam situasi saat ini, sekaligus bersiap
untuk fase pemulihan bisnis ketika pandemi berakhir.
Selama pandemi, Sandy mengatakan RedDoorz secara aktif mendukung inisiatif pemerintah. Salah satunya adalah program RedHeroes yang menyediakan akomodasi gratis bagi petugas kesehatan.
RedDoorz juga meluncurkan program Hope Hotline untuk membantu memudahkan karyawan dan mitra kami untuk menghadapi era kenormalan baru dengan.
"Dalam program tersebut kami menyediakan sesi konseling dengan penasihat bersertifikat, sebagai cara mengatasi emosi negatif yang mereka alami selama pandemi," kata Sandy.
Lebih lanjut, RedDoorz juga kami memulai program HygienePass yang merupakan program sertifikasi kebersihan untuk industri perhotelan serupa dengan program Sanitized Stay milik OYO.
"Program ini membangun kepercayaan diri para wisatawan dengan memungkinkan mereka secara mudah mengidentifikasi properti bersertifikat, sekaligus meyakinkan bahwa mereka
tinggal di properti yang mengutamakan higienitas dan kebersihan," ujar Sandy.
Sandy mengatakan saat ini sudah ada tanda tanda kebangkitan bisnis akomodasi melihat kondisi pandemi Covid-19 di China yang mulai membaik. Selain itu, RedDoorz juga mencatat beberapa peningkatan permintaan di pasar domestik Korea
Selatan.
"Tanda-tanda pemulihan yang setidaknya terjadi di beberapa bagian dunia. Di kota-kota besar di Asia Tenggara, bisnis juga sudah mulai pulih," kata Sandy.
Berkaca dari bisnis akomodasi yang berangsur pulih di beberapa negara, Sandy mengatakan Indonesia juga akan mengalami hal serupa.
"Di Indonesia sendiri, kami telah melihat orang-orang mulai kembali ke kehidupan sehari-hari mereka, dan RedDoorz percaya bahwa bisnis akomodasi juga akan mengalami pemulihan dalam beberapa bulan ke depan," kata Sandy.
Sebagai referensi data industri, OYO membagikan survei dari Persatuan Hotel dan Restoran di Indonesia bersama Horwath HTL.
Survei memprediksi pandemi akan memengaruhi kinerja sektor perhotelan selama 4 sampai 6 bulan, dengan tingkat hunian yang berkurang 25 persen - 50 persen year on year pada semester awal 2020.
Lihat juga:RedDoorz Klaim Siap Jadi Unicorn Tahun Depan |