Keuntungan Huawei Technologies dikabarkan tetap meningkat meski tengah dalam tekanan Amerika Serikat dan pandemi Covid-19.
Huawei tetap mencatat keuntungan sebesar 13,1 persen pada semester pertama tahun 2020. Berdasarkan laporan, raksasa teknologi yang berbasis di Shenzhen, China, itu menghasilkan pendapatan 454 miliar yuan atau Rp935,4 triliun (kurs Rp 2.060,43).
Pendapatan Huawei naik jika dibandingkan semeter pertama tahun 2019 yang sebesar 401,3 miliar yuan atau Rp826,8 triliun yuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Huawei mengaku margin laba bersih semester pertama tahun 2020 sebesar 9,2 persen atau naik dari 8,7 persen pada periode yang sama tahun lalu. Perusahaan mengaku segmen bisnis utama Huawei di sektor konsumen, operator, dan perusahaan menghasilkan pendapatan masing-masing 255,8 miliar yuan, 159,6 miliar yuan, dan 36,3 miliar yuan.
"Karena negara-negara di seluruh dunia bergulat dengan pandemi Covid-19, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tidak hanya menjadi alat penting untuk memerangi virus, tetapi juga mesin untuk pemulihan ekonomi," kata Huawei dalam pernyataannya, seperti dikutip SCMP.
Huawei juga menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja dengan operator dan mitra industri untuk mempertahankan operasi jaringan yang stabil, mempercepat transformasi digital, serta mendukung upaya untuk mengendalikan pandemi dan membuka kembali ekonomi dalam negeri.
Pengumuman keuntungan Huawei muncul jelang kebijakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang melarang infrastruktur teknologi 5G milik Huawei di Inggris.
Melansir CNA, pembatasan penjualan produk Huawei oleh AS nampaknya tidak memberikan pengaruh terhadap keuntungan perusahaan. AS diketahui menempatkan Huawei pada daftar hitam dan membatasi penjualan produknya.
AS juga mengeluarkan kebijakan guna meredam kemampuan Huawei untuk membuat dan memasok chip bagi perangkat elektronik.
(jps/eks)