Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap analisa gempa tektonik magnitudo 7,3 yang mengguncang wilayah Kokoda, Papua Nugini pada Jumat (17/7).
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Daryono mengatakan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, jenis gempa tersebut merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas subduksi.
"Episenter terletak pada koordinat 7,82 LS dan 147,7 BT, atau tepatnya berlokasi di lepas pantai Holnicote pada jarak 114 km arah utara Kokoda Papua Nugini, pada kedalaman 87 km," kata Daryono dalam keterangan, Jumat (17/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daryono menjelaskan tektonik area ini cukup rumit, sebab ada beberapa zona subduksi aktif dan subduksi purba yang menunjam dari segala arah dari lokasi hiposenter gempa tersebut di kedalaman menengah ini.
"Untuk itu perlu kajian lebih lanjut guna menjawab terkait subduksi yang mengalami deformasi dan menjadi pemicu gempa ini," kata Daryono.
Dampak gempa berdasarkan model tingkat guncangan (shakemap) menunjukkan bahwa dampak gempa mencapai skala intensitas VI-VII MMI yang dapat berpotensi menimbulkan kerusakan.
Hingga pukul 10.57 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki kombinasi penyesaran mendatar dan turun (oblique normal)," kata Daryono.
Daryono juga menjelaskan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, sehingga masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak perlu khawatir terkait tsunami.