Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan Jawa Barat adalah daerah dengan aktivitas gempa paling sering di pulau Jawa.
Pasalnya, wilayah Sukabumi dan Lebak memang mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir.
Baru-baru ini wilayah Sukabumi Jawa Barat kembali diguncang gempa tektonik. berkekuatan M 2,8.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wilayah Sukabumi dan Lebak dalam beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi. Berdasarkan data sebaran aktivitas gempa di Pulau Jawa sejak 2019 tampak bahwa wilayah Jawa Barat merupakan kawasan dengan aktivitas seismisitas paling aktif di Jawa Barat," kata Daryono dalam keterangan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (22/7).
Daryono menjelaskan aktivitas gempa tidak hanya terjadi di zona megathrust, tetapi frekuensi aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif juga sangat tinggi. BMKG mencatat setidaknya ada 35 gempa di Jawa Barat dan Banten.
"Khusus data gempa sejak Januari 2020 menunjukkan sudah terjadi lebih dari 35 aktivitas gempa di Jawa barat dan Banten yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat," kata Daryono.
Membahas soal gempa di Sukabumi, episenter gempa terletak pada koordinat 7,02 LS dan 106,96 BT tepatnya di darat pada jarak 10 kilometer arah tenggara Kota Sukabumi pada kedalaman 9 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) di zona Sesar Cimandiri," tutur Daryono.
Gempa ini dirasakan di wilayah Kota Sukabumi dengan skala intensitas II MMI dengan deskripsi getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara di Nyalindung guncangan dirasakan dalam Skala Intensitas III MMI dengan deskripsi getaran dirasakan seakan-akan ada truk berlalu.
"Informasi yang didapat dari Kepala Dusun Karikil di Nyalindung menunjukkan bahwa sejumlah warga sempat lari berhamburan keluar rumah akibat terkejut karena guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba. Patut disyukuri hingga pagi hari ini belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai dampak gempa tersebut," kata Daryono.
Dengan meningkatnya aktivitas gempa bumi di wilayah ini, Daryono meminta agar warga perlu untuk selalu waspada. Warga harus memahami cara selamat saat terjadi gempa.
Daryono menjelaskan Aktivitas gempa sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tetapi rumah tembok dengan struktur lemah dapat roboh dan menimpa penghuninya. Oleh karena itu, Daryono meminta agar bangunan tahan gempa bisa diwajibkan di Sukabumi dan Lebak.
"Jika ada warga yang belum mampu membangun rumah tahan gempa dengan struktur yang kuat maka ada pilihan lain yaitu membangun rumah dari bahan ringan seperti kayu dan bambu yang didesain menarik. Inilah cara agar kita dapat harmoni dengan alam yang rawan gempa sehingga kita dapat selamat saat terjadi gempa," kata Daryono.
(jnp/eks)