Amerika Serikat Tuding China Coba Curi Data Vaksin Covid-19

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2020 14:47 WIB
Amerika Serikat menuding dua peretas asal China berusaha mencuri hasil riset vaksin virus corona Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19 China. (AFP/NICOLAS ASFOURI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menuding dua peretas asal China berusaha mencuri hasil riset vaksin virus corona Covid-19.  Para peretas ini menargetkan sistem keamanan perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19 agar bisa mencuri data penelitian vaksin.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) mengidentifikasi kedua peretas dengan nama Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi yang  mencuri data tidak hanya untuk keuntungan pribadi, tapi juga demi penelitian dan teknologi yang bisa bermanfaat untuk pemerintah China.

Jaksa penuntut mengatakan Li pada Januari melakukan pengintaian di jaringan komputer perusahaan biotek Massachusetts yang diketahui sedang meneliti vaksin potensial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Li juga mencari kerentanan di jaringan perusahaan Maryland kurang dari seminggu setelah perusahaan mengatakan sedang mengembangkan vaksin.

Dilansir dari AP, Li juga menyelidiki jaringan sebuah perusahaan diagnostik California yang terlibat dalam pengembangan alat tes pengujian, dan sebuah perusahaan bioteknologi dari California yang sedang meneliti obat-obat anti virus corona.

Demers mengatakan peretasan informasi vaksin memperlambat penelitian karena lembaga itu berupaya untuk memperbaiki celah keamanan, tetapi juga untuk memastikan data yang telah dikumpulkannya tidak diubah.

"Setelah seseorang berada di sistem Anda, mereka tidak hanya dapat mengambil data, mereka dapat memanipulasi data. Kami khawatir sejauh itu bahwa mungkin ada perlambatan dalam upaya penelitian lembaga tertentu," kata Asisten Jaksa Agung John Demers.

Peretasan ini dimulai lebih dari 10 tahun yang lalu dengan menargetkan perusahaan farmasi, perusahaan energi matahari, hingga perusahaan peralatan medis.

Peretasan ini disebut Demers sebagai bagian dari upaya besar-besaran untuk merampok, mereplikasi, dan mengganti strategi untuk pengembangan teknologi.

"China menyediakan tempat yang aman bagi peretas kriminal yang, seperti dalam kasus ini, meretas sebagian untuk keuntungan pribadi mereka sendiri tetapi bersedia membantu negara dan siap untuk melakukannya," kata Demers.

Surat dakwaan tersebut menggambarkan berbagai upaya yang dilakukan oleh para peretas untuk mengintip perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penelitian terkait virus corona. Akan tetapi,dakwaan tidak menyebut apakah peretas berhasil mencuri data.

Sebelumnya, pihak berwenang di AS, Kanada dan Inggris menuduh kelompok peretasan yang memiliki hubungan dengan intelijen Rusia mencoba menargetkan penelitian tentang Covid-19.

Dilansir dari BGR, DOJ menjelaskan bahwa peretas menargetkan kerentanan perangkat lunak, pengembangan aplikasi web, dan program kolaborasi perangkat lunak.

Peretas juga menargetkan konfigurasi default tidak aman di aplikasi dan menggunakan kerentanan ini untuk menempatkan aplikasi jahat di komputer target.

Peretas juga menginstal perangkat lunak yang memungkinkan mereka mencuri kredensial dan mengontrol komputer dari jarak jauh. Para penyerang juga berusaha menyembunyikan pembobolan.

(dal/jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER