Kasus Corona RI Tembus 100 ribu, Ahli Sebut Masih Bisa Naik

CNN Indonesia
Senin, 27 Jul 2020 17:01 WIB
Ahli menyebut kasus positif corona di RI masih mungkin terus naik meski saat ini sudah tembus angka 100 ribu.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menyatakan jumlah kasus positif virus corona di Indonesia masih akan terus meningkat. Hal ini diungkap Dicky terkait dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang saat ini sudah mencapai angka 100 ribu.

Peningkatan ini menurut Dicky terjadi karena masih terbatasnya pengetasan dan angka positivity rate yang masih di atas 10 persen. Positivity rate adalah persentase orang yang dinyatakan positif corona dari total orang yang diperiksa.

Sebagai contoh, dari 100 orang yang diperiksa, jika 11 orang dinyatakan positif, maka positivity ratenya 11 persen. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang terjadi saat ini dengan kasus lebih dari 100 ribu sebetulnya sudah bisa diprediksi," ujar Dicky kepada CNNIndonesia.com lewat pesan teks, Senin (27/7).

Dicky mengatakan kecepatan penyebaran secara eksponensial sejatinya bisa lebih dari saat ini. Bahkan, dia menyebut bisa 10 kali lipat berdasarkan estimasi yang terjadi di negara maju.

Dia mengatakan hal itu berdasarkan rata-rata angka reproduksi Covid-19 di Indonesia lebih dari 1. Selain keterbatasan pengetesan, Dicky mengatakan angka reproduksi kasus di atas 1 menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 di Indonesia masih cepat.

Dia mengatakan angka itu memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia belum ada yang kebal terhadap Covid-19.

"Juga perilaku di masyarakat yang masih sangat abai. Ditambah juga kita juga belum bisa mendeteksi orang yang bisa membawa virus itu. Sehingga mereka yang membawa virus bisa dengan mudah menularkan pada orang lain tanpa dia sadari," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan penyebab dari tingginya jumlah kasus adalah akibat pelacakan belum optimal. Akibat hal itu, dia berkata muncul klaster baru yang menjadi akselerator penularan Covid-19 ke berbagai daerah lain.

Lebih lanjut, Dicky menilai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 sudah benar. Dia melihat pemerintah memiliki strategi pengujian, pelacakan, isolasi, dan perawatan.

Namun, dia mengatakan strategi tersebut belum dijalankan dengan optimal. Bahkan, dia melihat sejumlah daerah masih minim dan tidak menjadikan prioritas strategi pengujian, pelacakan, isolasi, dan perawatan.

"Ini berbahaya sekali. Karena kita membiarkan wabah tanpa gejala pada banyak orang ini untuk terus menularkan," ujar Dicky.

Dicky kembali mengingatkan orang tanpa gejala Covid-19 harus mendapat penanganan khusus. Berdasarkan data, 67 persen OTG mengalami kerusakan pada bagian paru-paru.

"Saat ini belum disadari. Dan cepat atau lambat akan berbahaya karena ponularan yang tadinya pada kelompok tidak bergejala ini akhirnya menularkan pada kelompok yang rawan, misal lansia atau komorbiditas," ujarnya.

Penularan pada kelompok yang rawan inilah yang menurut Dicky bisa mengakibatkan lonjakan kasus pasien sakit yang perlu perawatan rumah sakit dan melejitkan angka kematian.

(jps/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER