Riset menunjukkan perempuan lebih sering belanja online di ecommerce, tetapi pria mengeluarkan uang lebih banyak. Rata-rata transaksi perempuan dalam satu tahun, yaitu 26 kali, lebih tinggi dari pria sebanyak 14 kali.
Namun, pria mengeluarkan uang 83 persen lebih banyak dalam satu kali transaksi dibandingkan perempuan.
Lebih lanjut, konsumen perempuan dinyatakan lebih loyal lewat riset ini. Sebanyak 33 persen konsumen perempuan cenderung bertahan di satu marketplace dibandingkan konsumen pria yang hanya sebesar 15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil riset juga menunjukkan 60 persen konsumen berbelanja di lebih dari satu e-commerce, terlepas dari umur atau pendapatan.
Kategori fesyen menjadi kategori favorit dalam belanja online, 30 persen total transaksi sepanjang 2019 merupakan pembelian barang fesyen baik oleh konsumen pria maupun perempuan.
Hal ini terungkap dari riset Kredivo bersama Katadata Insight Center. menunjukkan beberapa informasi terbaru terkait perilaku konsumen e-commerce.
Riset yang dilakukan pada bulan Januari hingga Desember 2019 ini melibatkan 10 juta sampel transaksi yang berasal dari hampir satu juta pengguna Kredivo di enam e-commerce terbesar Indonesia.
Dalam riset ini, jumlah rata-rata transaksi e-commerce per bulan dari kuartal pertama menuju kuartal terakhir pada 2019 terus meningkat. Kredivo mencatat puncak peningkatan ini terjadi pada bulan Desember 2019 dengan jumlah transaksi lebih besar 22 persen daripada rata-rata jumlah transaksi bulanan.
Hasil riset juga menunjukkan konsumen lebih yakin bertransaksi dalam nominal besar dengan variasi produk yang lebih beragam. Rata-rata nilai transaksi yang meningkat dari 2018 ke 2019 di 13 kategori produk seperti komputer dan aksesorisnya.
![]() |
Anak muda alokasikan lebih banyak pendapatannya untuk belanja online. Konsumen di rentang usia 18-35 tahun mengalokasikan 4,7 - 5,1 persen dari pendapatannya untuk belanja online. Sementara itu, konsumen berusia di atas 35 tahun membelanjakan 3,6 - 4,3 persen dari pendapatannya per bulan.
Peningkatan transaksi, keyakinan transaksi dalam nominal besar hingga alokasi pendapatan yang lebih banyak untuk belanja online ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin percaya dan nyaman dalam berbelanja online.
Direktur Riset Katadata Insight Center, Mulya Amri juga mengungkap temuan menarik dalam riset, yaitu peningkatan aktivitas e-commerce didukung oleh konsumen Generasi Z dan Milenial yang berkontribusi sebesar 85 persen dari total transaksi.
Akan tetapi, semua kelompok umur tetap terbuka untuk bertransaksi online,. Hal ini terlihat dari jumlah transaksi rata-rata per orang per tahun yang hampir sama, yakni 17-20 kali dalam setahun berapapun usianya.
"Data ini menunjukkan meskipun didominasi milenial, kepercayaan konsumen pada e-commerce sebagai cara berbelanja terjadi pada lintas generasi. Dengan memperbesar peluang bagi kelompok umur lainnya, konsumen Generasi X dan Baby boomers, hal ini menjadi salah satu cara e-commerce untuk dapat menarik lebih banyak konsumen sekaligus tingkatkan inklusi keuangan," tambah Mulya.
Riset juga mencatat perbedaaan antara pola transaksi di hari kerja dengan akhir. Jam istirahat jadi waktu favorit berbelanja online. Data transaksi harian menunjukkan jam sibuk berbelanja online adalah siang saat jam istirahat dan malam di jam sebelum tidur.
Riset menujukkan konsumen lebih sering belanja di tengah minggu. Hari Selasa dan Jumat merupakan hari dengan transaksi yang lebih tinggi dibanding hari-hari lainnya.
Nilai belanja di akhir pekan lebih besar berdasarkan riset ini. Di akhir pekan, proporsi jumlah transaksi menurun tetapi nilai pembelanjaan konsumen lebih besar.
Nilai transaksi rata-rata pada hari Sabtu dan hari Minggu yang justru lebih besar, yakni lebih tinggi 6 persen daripada hari Jumat dan 11 persen lebih tinggi daripada hari Senin.
Sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh baik dari jumlah pengguna maupun gross merchandise value (GMV). Laporan konsultan RedSeer pada Mei 2020 memperkirakan e-commerce Indonesia tumbuh 50 persen mencapai 35 miliar USD di tahun 2020.
(jnp/eks)