Banyak orang berpikir kinerja mesin bensin sepeda motor akan jadi lebih baik saat menggunakan mesin diesel. Namun menurut perwakilan Pertamina Lubricants hal itu merupakan kekeliruan.
Pelumas diesel digunakan untuk mesin motor bensin karena dianggap memiliki kemampuan pembersih cukup baik berdasarkan Total Base Number (TBN) atau ukuran aditif sebuah pelumas mesin.
Meski begitu Technical Specialist Pertamina Lubricants Agung Prabowo mengatakan penggunaan pelumas mesin diesel justru berdampak kerusakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agung pada dasarnya pelumas dirancang menyesuaikan jenis mesin dan bahan bakar pada tiap mobil. Hitung-hitungan spesifikasi itu bakal menentukan jenis pelumas mana yang direkomendasikan digunakan.
"Baru setelah dapat hitunganya jebret baru ini olinya cocoknya apa," kata Agung.
Pelumas mesin menyesuaikan bahan bakar yang digunakan karena mempertimbangkan kandungan sulfur. Kandungan sulfur pada bahan bakar diesel bermacam-macam, namun paling tinggi jenis solar yakni 2.500 ppm. Sedangkan bensin kandungan sulfurnya maksimal 500 ppm.
Karena kadar sulfur pada solar lebih banyak ketimbang bensin, jadi dibutuhkan pelumas dengan aditif yang kuat untuk menahan sulfur agar tidak menjadi asam lebih cepat. Agung mengatakan atas pertimbangan itu mesin bensin tak butuh pelumas dengan TBN tinggi karena kandungan sulfur rendah.
"Oli diesel dibutuhkan zat aditif lebih banyak, karena kalau tidak sulfur akan berubah menjadi asam lebih cepat ketimbang bensin. Misal mobil bensin dan diesel, umurnya 10 ribu km sekarang, jadi kalau zat aditifnya kurang dan disamakan dengan bensin alhasil umurnya tidak akan mencapai 10 ribu km," ucap dia.
Penjelasan Agung pelumas mesin diesel punya nilai TBN 12, sementara mesin bensin hanya butuh delapan.
"Pasti orang yang menggunakan oli diesel di motornya ruang bakarnya bersih, tapi hati-hati bersihnya karena teramplas. Karena ada zat aditif yang 12, dan butuhnya hanya 8 jadi sisa 4, ini lah yang akan menjadi kerak, nah kerak di ruang bakar tersebut akan menjadi amplas," ungkap Agung.
Agung mengatakan kita dapat melihat tanda-tanda kalau ruang mesin mulai menunjukkan masalah pasca penggunaan oli diesel.
"Tanda-tandanya ruang bakarnya bersih tapi di saluran knalpotnya muncul asap seperti abu, ibaratnya dispersan tersebut tidak bekerja jadi siap-siap saja ring piston mesinnya akan cepat habis," katanya.
"Terus bisa dilihat dibongkar mesinnya biasanya kalau pakai oli diesel ujung saluran pembuangan akan muncul kerak warna putih keabu-abuan, tapi baru akan terlihat pada 2-3 tahun pemakaian, jika sudah terasa ngempos kompresinya baru bisa dirasakan," ucap Agung lagi.
Agung menyarankan pengguna motor menggunakan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi.
"Kalau mau pakai oli mobil boleh asal jangan yang diesel tapi yang bensin," kata Agung.
(ryh/fea)