Penggunaan sabuk pengaman pada pengemudi maupun penumpang merupakan hal wajib yang harus dilakoni guna keselamatan diri saat berkendara. Sabuk pengaman adalah perangkat utama keselamatan, meski begitu masih ada sebagian orang yang enggan memakainya atau malah belum mengetahui cara menggunakannya dengan benar.
Sabuk pengaman ditemukan pada era 1930-an, namun mulai akhir 1959 produsen mobil asal Swedia, Volvo, menemukan sabuk pengaman tiga titik yang lebih aman. Kini sabuk pengaman tiga titik ada di semua mobil produksi massal.
Sabuk pengaman berfungsi menjaga tubuh penumpang tetap melekat pada jok. Hal ini penting sebab saat kecelakaan ada potensi penumpang terpelanting ke segala arah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring perkembangan teknologi keselamatan, sabuk pengaman juga dibekali sistem pretensioer sebagai pelengkap penggunaan airbag (kantong udara).
Saat sensor mendeteksi kecelakaan, sabuk pengaman dengan pretensioner akan otomatis mengencang hingga tubuh terus menempel di jok ketika airbag mengembang. Tujuannya agar badan penumpang terhindar dari letupan awal airbag.
Ada beragam alasan mengapa pengemudi maupun penumpang mobil wajib memakai sabuk pengaman. Paling utama agar mengurangi risiko kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan hingga kematian.
Melansir pemberitaan CNN berdasarkan survei tahunan National Highway Traffic Safety Administration, penggunaan sabuk pengaman terus meningkat sejak 1994. Seiring dengan itu terjadi penurunan persentase kematian akibat kecelakaan di siang hari.
Sebuah survei menyebutkan jika penumpang duduk di salah satu kursi depan mobil dan mengalami kecelakaan sedang hingga cukup berat maka dengan mengenakan sabuk pengaman dapat mengurangi risiko cedera fatal hingga 45 persen, dan mengurangi risiko cedera sedang sampai kritis hingga 50 persen.
Sedangkan jika penumpang mengalami kecelakaan ringan, mengenakan sabuk pengaman akan membantu mengurangi risiko cedera fatal hingga 60 persen, dan mengurangi risiko cedera sedang sampai kritis hingga 65 persen.
![]() |
Lihat juga:Ketahui Standar Tekanan Angin Ban Mobil |
Agar mendapatkan perlindungan maksimal sabuk pengaman mesti dipakai dengan benar. Pengemudi maupun penumpang sepatutnya menghindari kesalahan seperti hanya memakai sabuk yang menyilang di depan dada, sementara sabuk di depan pinggang malah ditanggalkan.
Berikut adalah cara menggunakan sabuk pengaman dengan benar berdasarkan NHTSA:
Pastikan sabuk bagian bawah benar berada di atas sekitar pinggang dan jangan melingkar di perut. Sabuk pengaman dirancang untuk menahan area panggul, bukan perut.
Saat menggunakan sabuk pengaman posisi duduk mesti benar, yaitu kaki tetap di lantai dan menyejajarkan punggung dengan sandaran kursi. Posisi duduk kurang tepat seperti berlebihan merebahkan sandaran kursi atau mengangkat kaki ke dasbor bisa menimbulkan sabuk pengaman longgar dan berujung cedera.
Selalu pastikan pengemudi maupun penumpang mendengar bunyi 'klik' saat mengunci sabuk pengaman. Lalu coba tarik tali sabuk pengaman, jika alot dan tidak longgar, itu berarti sabuk pengaman aman, dan sebaliknya.
Anak kecil di bawah usia 12 tahun tidak seharusnya duduk di area depan dan menggunakan sabuk pengaman, sebab perangkat ini tidak didesain untuk mereka dan ada risiko sabuk pengaman tidak bisa mengamankan saat airbag mengembang. Anak kecil seharusnya duduk di belakang dan menggunakan kursi khusus.
Lihat juga:Fungsi dan Cara Kerja Busi |
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 pasal 106 ayat (6) dijelaskan bahwa pengemudi dan penumpang mobil yang posisinya duduk di samping sopir wajib mengenakan sabuk pengaman.
Pelanggaran ketentuan itu akan dikenakan sanksi denda sebesar Rp250 ribu atau kurungan penjara paling lama satu bulan.
Setelah mengetahui cara memakai sabuk pengaman mobil, pengemudi dan penumpang diharapkan mematuhinya untuk keselamatan. Mengingat pentingnya guna sabuk pengaman, menyepelekan perangkat keselamatan ini merupakan tindakan kurang bijak.
(kha/fea)