Resesi yang disebut para ahli akan dialami Indonesia menjadi perhatian pelaku industri otomotif. Sejumlah kekhawatiran muncul pasalnya dampak potensial akibat resesi ekonomi dipercaya bakal menggerus pasar.
Resesi merupakan kondisi ketika suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut. Pernyataan resesi dari pemerintah semakin terbuka mengingat saat ini pandemi masih berlangsung dan efeknya telah membuat aktivitas ekonomi tak berjalan lancar.
Direktur Marketing Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan resesi jelas memiliki dampak terhadap industri kendaraan bermotor. Dia berpendapat resesi akan membuat daya beli masyarakat turun sehingga pasar mobil Indonesia berpotensi terjun bebas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jelas berdampak negatif daya beli turun, pasar mobil drop," kata Amelia melalui pesan singkat, Kamis (3/9).
Menurut Amelia perusahannya sudah menyiapkan strategi menghadapi ancaman resesi yang sudah di depan mata, salah satunya menerapkan pengetatan pengeluaran.
"Pengetatan biaya di semua sektor, istilahnya cost reduction," ucap dia.
Pendapat lain dilontarkan oleh Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi yang bilang resesi memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung terhadap industri otomotif.
"Faktor ekonomi dan juga pandemi ya pastinya ada pengaruh langsung dan tidak langsung ke market otomotif. Langsung itu impact ekonomi ke pendapatan konsumen misalnya," kata Anton.
Sementara itu Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengungkapkan masih optimistis pada penjualan mobil tahun ini walau ada peluang dampak resesi. Optimisme itu dilandasi hasil penjualan otomotif yang saat ini menunjukkan tren positif.
Penjualan mobil saat pandemi Covid-19 meluas di Indonesia, yakni Maret, April, dan Mei telah menyusut signifikan jika dibandingkan data rata-rata per bulan pada 2020 dan 2019.
Penjualan kemudian kembali bangkit pada Juni. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan penjualan ritel Juni naik 74 persen ketimbang Mei menjadi 29.862 unit.
Sementara wholesales Juni meningkat menjadi 12.623 unit dari sebelumnya, Mei 3.551 unit.
Kemudian pada Juli, ritel tumbuh menjadi 35.799 unit dan wholesales melonjak 103 persen menjadi 25.283 unit.
Namun begitu penjualan mobil belum keluar dari zona merah lantaran Gaikindo menyebut pada Agustus 'tidak berkembang'.
"Saat ini kami bersyukur bahwa pasar otomotif masih menunjukkan pertumbuhan positif walaupun memang belum kembali normal seperti tahun lalu. Kami berharap kondisi ini terus bertahan dan ikut mendorong ekonomi Indonesia secara umum," kata Billy.
Amelia mengatakan jika resesi terjadi salah satu yang harus diselamatkan adalah karyawan. Amelia bilang pihaknya bakal melalukan beragam cara agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
Diketahui sebelumnya, ADM telah memutus pekerja kontrak yang jumlahnya mencapai seribuan orang karena pandemi Covid-19. Namun kondisi tersebut diklaim tidak dialami pegawai tetap.
"Kami akan berjuang untuk mempertahankan karyawan yang ada dengan segala daya," kata Amelia.
Billy juga mengatakan pihaknya akan bekerja seoptimal mungkin dan menerapkan 'ikat pinggang' demi menjaga karyawan selama situasi yang tidak menentu ini.
"Tentunya kami terus meningkatkan produktivitas dan efisiensi agar menjaga kondisi pasar dan perusahaan tetap sehat sehingga pemotongan upah atau PHK dapat terhindari," kata Billy.
Lebih lanjut, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi berharap vaksin Covid-19 segera ditemukan buat mengatasi potensi situasi dalam negeri saat resesi.
Nangoi mengatakan vaksin bakal mendorong pergerakan aktivitas masyarakat seperti semula. Kemudian perlahan meningkatkan minat beli yang diprediksi anjlok imbas resesi.
"Jadi yang kami harapkan tidak bisa hanya [penjualan] mobil digenjot. Tapi ekonomi segera pulih. Segera pulih itu ya vaksin agar bisa didapat dan diimplementasi sehingga orang berani keluar lalu ekonomi muter dan yang lain mulai jalan," kata Nangoi.
Nangoi menambahkan vaksin menjadi satu-satunya obat mujarab buat mengantisipasi resesi dan lemahnya daya beli konsumen terhadap kendaraan.
"Jadi harapan ya menanti yang namanya vaksin bisa segera didatangkan dan diimplementasi jadi bisa punya kekebalan dan berani untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Kalau semua bergerak, ekonomi bergerak," kata dia.
(ryh/fea)