Lubang di lapisan ozon yang terbentuk setiap tahun antara September dan Oktober 2020 di atas Antartika telah mencapai ukuran maksimum sekitar 8,9 juta mil atau 14,3 juta km persegi. Lubang ozon itu menjadi salah satu lubang ozon terbesar dan terdalam dalam beberapa tahun ke belakang.
Awalnya ukuran lubang ozon tercatat merupakan yang terkecil dalam sejarah. Namun dalam waktu kurang dari satu tahun, lubang ozon itu melebar pesat pada pertengahan 2020 dengan ukuran 14,8 juta km persegi.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengatakan lubang ozon itu kemudian menyusut menjadi sekitar 8,9 juta mil persegi. Luas lubang ozon itu setara dengan dua kali negara Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program Pengawasan Atmosfer Global WMO bekerja sama dengan Copernicus Atmospheric Monitoring Service (CAMS), NASA, Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, dan mitra lainnya untuk memantau lapisan ozon bumi.
Lapisan ozon di atmosfer bertugas untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet.
"Ada banyak variabilitas dalam seberapa jauh peristiwa lubang ozon berkembang setiap tahun. Lubang ozon tahun 2020 menyerupai lubang tahun 2018, yang juga merupakan lubang yang cukup besar, dan pasti berada di bagian atas pak selama lima belas tahun terakhir ini," kata Direktur CAMS Vincent-Henri Peuch.
Penipisan lubang ozon berkaitan erat dengan suhu di stratosfer, tempat lapisan ozon berada. Pasalnya, awan kutub stratosfer yang berperan penting dalam proses tersebut hanya terbentuk pada suhu di bawah -78 derajat Celcius (-108,4 Fahrenheit).
WMO mengatakan kristal es di awan bereaksi dengan senyawa di atmosfer yang kemudian dapat dengan cepat menghancurkan ozon saat terkena sinar matahari.
NASA mengatakan lubang ozon tahun lalu sangat kecil karena pola cuaca yang tidak biasa menyebabkan suhu stratosfer lebih hangat di atas Antartika.
Lubang ozon Antartika akan menyusut saat suhu menghangat di Belahan Bumi Selatan, dan akan kembali normal pada Desember, kata WMO.
Peuch mengatakan data lubang ozon tahun ini menegaskan kebutuhan untuk terus menegakkan Protokol Montreal 1987 yang melarang emisi bahan kimia perusak ozon.
Dilansir dari Sky News, protokol ini melarang chlorofluorocarbons (CFC) yang biasa digunakan di lemari es, kaleng aerosol dan produk lain sebelum para ilmuwan menyadari bahwa CFC merusak lapisan ozon.
Dilansir dari CNN, laporan tahun 2018 oleh Program Lingkungan PBB dan WMO memperkirakan bahwa nilai ozon di atas Antartika akan kembali ke level sebelum 1980-an pada tahun 2060.
(jnp/mik)