Urusan buang hajat astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tentu menjadi sebuah pertanyaan penuh misteri bagi orang awam.
Lingkungan tanpa gravitasi itu membuat orang-orang bertanya, bagaimana cara astronaut buang hajat di luar angkasa.
Dalam sebuah video di YouTube, komandan ISS Chris Cassidy menjawab pertanyaan urusan hajat tersebut. Dalam video itu, Cassidy memberikan tur ke toilet di ISS dan menjelaskan secara rinci cara astronaut menggunakan toilet luar angkasa itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) buang air besar ke lubang toilet yang seukuran piring kecil. Toilet dibekali dengan ember besi sebagai penampung kantong plastik berisi kotoran.
Ember bisa menampung hingga 30 kali buang air besar. Setelah selesai buang air besar, kotoran astronaut disimpan dalam kantong plastik.
Setelah selesai buang air besar, astronaut menyodok plastik tersebut ke dalam penampung, kemudian astronaut harus memasang kantong plastik yang baru.
Dilansir dari IFL Science, kotoran akan dikirim dengan kapal kargo menuju Bumi. Untuk buang air kecil, astronaut akan mendapatkan selang vakum. Selang vakum itu dilengkapi dengan kipas angin yang menyedot cairan apapun.
Melansir Space, NASA diketahui telah menggelontorkan anggaran sebesar US$23 juta atau Rp343,9 miliar (kurs Rp14.952) untuk membangun toilet tersebut.
Toilet itu memiliki Sistem Pengelolaan Limbah Universal (UWMS), 65 persen lebih kecil dan 40 persen lebih ringan dari toilet yang saat ini digunakan di stasiun luar angkasa, serta dapat mendukung kru yang lebih besar.
Faktanya, toilet belum dipasang di pesawat antariksa hingga stasiun luar angkasa pertama NASA, Skylab, diluncurkan pada 1973. Toilet dibutuhkan karena astronaut harus tinggal di situ selama berminggu-minggu.
Sebelum Skylab, astronaut harus buang air kecil di sebuah kantong berbentuk seperti kondom. Baru setelah 1962, tepatnya di misi Gemini, NASA baru mencari cara agar astronaut bisa buang air besar.
(jnp/eks)