Kebocoran di Stasiun Luar Angkasa Masih Misterius

CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2020 07:22 WIB
Kebocoran udara yang terjadi di ISS atau stasiun luar angkasa internasional hingga saat ini masih misterius lantaran lokasi pasti belum ditemukan.
Stasiun ruang angkasa internasional (dok. nasa.gov)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kebocoran udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) masih belum terpecahkan. Sebab, NASA dan Roscosmos Rusia masih belum tahu persis di mana kebocoran itu.

Tetapi berdasarkan pengujian tekanan modul, mereka telah berhasil memperkecil kemungkinan lokasi kebocoran.

Diperkirakan kebocoran itu ada di area kerja utama Modul Layanan Zvezda milik Rusia. Hasil temuan ini berdasarkan pengetesan tekanan terbaru yang dilakukan pada Senin (28/9). Namun, mereka masih belum menemukan titik pasti kebocoran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan mencoba dan memberikan poin yang lebih jelas," tutur Wakil Manajer ISS Kenny Todd dalam konferensi pers NASA, Selasa (29/9).

Lebih lanjut Todd menyebut kebocoran ini bukan kebocoran baru. Melainkan, kebocoran yang diumumkan tahun lalu.

Melansir CNN, Badan antariksa Rusia Roscosmos telah mengonfirmasi bahwa kebocoran itu berasal dari salah satu modul layanannya.

"Saat ini pencarian sedang dilakukan untuk menemukan kebocoran tersebut secara tepat. Situasi ini tidak membahayakan nyawa dan kesehatan kru dan tidak menghalangi kelanjutan operasi awak stasiun," kata Roscosmos.

Fungsi modul Rusia di ISS

Modul Layanan Zvezda milik Rusia berfungsi sebagai titik awal untuk tempat tinggal manusia pertama di stasiun tersebut. Modul itu menyediakan tempat tinggal, sistem pendukung kehidupan, distribusi daya listrik, sistem pemrosesan data, sistem kontrol penerbangan, dan sistem propulsi.

Modul itu juga menyediakan sistem komunikasi yang mencakup kemampuan perintah jarak jauh dari pengontrol penerbangan darat, serta port docking untuk pesawat ruang angkasa Rusia, yakni Soyuz dan Progress.

Astronot NASA yang merupakan komandan stasiun ISS Chris Cassidy, serta kosmonot Roscosmos Anatoly Ivanishin dan Ivan Vagner telah diinstruksikan untuk pindah ke segmen Rusia untuk mengumpulkan data di berbagai lokasi di modul Rusia

Meski demikian, NASA bersikeras kebocoran ini tak membahayakan para kru yang tinggal di stasiun internasional itu.

Sebelumnya, diduga kebocoran di ISS makin besar. Hal ini berdasarkan perhitungan tekanan udara pada modul antariksa itu. Namun, NASA menduga perubahan suhulah yang memicu terjadinya perubahan dalam modul ISS.

"Ukuran kebocoran yang teridentifikasi dalam semalam telah dikaitkan dengan perubahan suhu sementara di dalam stasiun dengan tingkat kebocoran keseluruhan tetap tidak berubah," ujar NASA, seperti dikutip BGR.

NASA mengatakan kru telah menutup palka modul Zvezda satu per satu dan menggunakan detektor kebocoran ultrasound untuk mencoba mencari tahu kebocoran di lokasi tersebut. Pembacaan tentang tekanan di dalam modul dilakukan beberapa kali dengan harapan dapat lebih mengisolasi sumber kebocoran.

Setelah pengukuran dilakukan, palka dibuka kembali dan semua kru kembali bekerja seperti biasa. Namun, kebocoran itu masih belum diperbaiki atau bahkan diidentifikasi secara meyakinkan.

Stasiun Luar Angkasa Internasional memang kerap mengalami kebocoran. Sebab, ISS bukan mesin yang tertutup rapat, sehingga selalu ada udara dari dalam ISS merembes keluar secara berkala. Namun, tingkat kebocoran yang sedikit di atas rata-rata inilah yang mendorong NASA dan Roscosmos untuk melakukan penyelidikan.

Di sisi lain, tangki nitrogen yang disertakan dalam misi logisik bagi ISS berikutnya kemungkinan akan mengatasi hal itu. Kapal kargo Northrop Grumman Cygnus yang tidak berawak akan diluncurkan dari Fasilitas Penerbangan Wallops akhir pekan ini.

Astronot NASA Kate Rubins, serta kosmonot Rusia Sergey Ryzhikov dan Sergey Kud-Sverchkov juga akan diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan pada 14 Oktober dan berlabuh di stasiun luar angkasa. Sementara Cassidy, Vagner, dan Ivanishin akan meninggalkan stasiun luar angkasa pada 21 Oktober untuk ke Bumi.

Pada 23 Oktober, misi SpaceX Crew-1 akan diluncurkan ke stasiun luar angkasa membawa astronot NASA Mike Hopkins, Victor Glover, Shannon Walker, dan astronot badan antariksa Jepang Soichi Noguchi.

(jps /eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER