Vaksinolog: Proses Panjang Vaksin demi Keamanan Masyarakat

KPC PEN | CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2020 16:07 WIB
Pembuatan vaksin melewati proses yang sangat panjang dan lama demi memastikan vaksin yang diproduksi aman bagi masyarakat.
Ilustrasi pembuatan vaksin corona (Foto: AP/Ng Han Guan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan tidak ada tawar-menawar dalam hal keamanan bagi vaksin yang diproduksi. Tak ayal, proses pembuatan vaksin menjadi sangat panjang.

Dia memaparkan bahwa proses pembuatan itu dimulai sejak saat para peneliti menetapkan ingin membuat vaksin suatu penyakit. Contohnya, vaksin Covid-19. Setelah itu, vaksin harus diuji ke hewan percobaan untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

"Kalau sudah terbukti efektif dan aman, baru diujikan [ke] manusia. [Tahap ini] disebut uji klinis fase I, II, dan III. Proses yang sangat panjang ini untuk memastikan bahwa vaksin yang diproduksi harus aman," ujar Dirga dalam dialog 'Lindungi Diri saat Pandemi' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Selasa (20/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, lanjutnya, saat vaksin sudah mendapatkan izin edar, perkembangannya tetap harus diawasi. Tahap monitoring vaksin yang beredar ini tergolong ke dalam fase keempat.

Di Indonesia, lembaga yang mengawasi proses pembuatan, produksi dan peredaran vaksin adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Di tataran global, ada Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat dan World Health Organization (WHO).


Utamakan Prinsip Kehati-hatian

Dalam kasus luar biasa seperti pandemi Covid-19, lanjutnya, industri kesehatan mempercepat proses penemuan vaksin. Namun proses percepatan itu tetap tidak meninggalkan prinsip kehati-hatian dan keamanan.

"Jangan dibayangkan obat-obat dicampur di mangkok [terus jadi]. [Proses pembuatan vaksin] Dimulai dari ditumbuhkan virus atau bakterinya, kita panen, kita formulasi, dicuci sampai jutaan kali, sampai hasil akhir jadi vaksin. Prosesnya rumit dan tidak main-main sehingga kualitasnya terjaga," katanya.

Dia menjelaskan bahwa prinsip imunisasi atau vaksinasi diberikan guna memberikan kekebalan pada tubuh tanpa harus menderita sakit dahulu.

Artinya, vaksin merangsang tubuh supaya memiliki kekebalan tubuh tanpa harus terlebih dahulu mengalami sakit oleh virus atau bakteri tertentu.

"Kalau bicara soal cara membuat vaksin, amat sangat sulit karena vaksin diberikan kepada orang sehat. Vaksin itu bukan obat. Vaksin diberikan untuk pencegahan," tambahnya.


Efek Samping

Dia mengakui bahwa terkait dengan efek samping, semua produk medis memiliki efek samping, termasuk vaksin. Salah satu yang kerap terjadi yakni gejala sistemik seperti demam.

Menurutnya, demam karena vaksinasi sangat wajar karena itu merupakan pertanda bahwa vaksinnya bekerja dan sistem imunitas terstimulasi. Namun menurut dia, timbulnya gejala tersebut tergolong sedikit.

"Jangankan obat, kalau makan nasi kebanyakan bisa diabetes. Minum air kebanyakan mengganggu fungsi ginjal. Efek samping vaksin 95 persen sifatnya ringan dan lokal. Paling sering nyeri di bekas suntikan," katanya.

(ang/fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER