Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Cissy Rachiana Sudjana mengaku Indonesia membutuhkan relawan uji klinis vaksin virus corona (covid-19) dalam jumlah banyak. Kalau memungkinkan, kata Cissy, uji coba vaksin membutuhkan puluhan ribu relawan.
Urgensi itu disebabkan dalam tahapan semi final vaksin, kemampuan vaksin dalam menunjukkan efikasi serta efek samping sangat terlihat. Sehingga mampu dijadikan pertimbangan pengadaan vaksin yang valid.
"Fase ketiga untuk mengetahui apakah efek samping yang jarang dari vaksin. Jumlahnya harus banyak yang disuntik sebagai subjeknya atau relawannya, sampai puluhan ribu orang," kata Cissy dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak ada efek samping ataupun aman ini dikatakan bahwa vaksin memang sudah melalui uji klinis dan memang aman untuk digunakan," tambahnya.
Cissy menyebut proses uji klinis ini juga harus melewati masa yang panjang. Dengan kondisi pandemi seperti saat ini, uji klinis tahap tiga kandidat vaksin dapat dilakukan dengan masa paling pendek 6 bulan.
"Observasinya lama dan paling pendek 6 bulan, lalu dalam 6 bulan disuntik vaksin dihitung berapa yang sakit, yang disuntik plasebo berapa yang sakit lalu dibandingkan, dan harapannya yang disuntik vaksin lebih sedikit efek sampingnya," imbuhnya.
Cissy pun menilai proses tahapan dalam pengadaan vaksin harus melalui masa yang panjang untuk benar-benar mengetahui manfaat dan efek samping dari kandidat vaksin. Namun di tengah pandemi virus corona seperti saat ini para ilmuwan telah menyepakati pengadaan vaksin dapat dikebut dalam waktu setahun hingga dua tahun.
Kendati demikian, hal-hal penting baik secara klinis dan keamanan kandidat vaksin tetap tidak boleh diabaikan guna mengejar darurat pengadaan vaksin. Ia pun membeberkan beberapa riwayat pengadaan vaksin di Indonesia yang memakan waktu lama dari MERS, hingga Polio.
"Jadi betapa lamanya itu karena keamanannya yang harus dijamin," pungkasnya.
Sementara itu, di Indonesia pengujian klinis fase ketiga kandidat vaksin covid-19 buatan Sinovac, China, sejauh ini masih diperuntukkan untuk 1.620 relawan.
Hasil Uji Klinis inilah yang akan menjadi pegangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) ataupun persetujuan kelayakan penggunaan vaksin ke masyarakat.