Ilmuwan menemukan plasma dingin bisa menonaktifkan virus corona penyebab penyakit Covid-19 di permukaan benda dalam 30 detik.
Virus penyebab penyakit Covid-19 itu bahkan akan hancur jika terus kontak dengan plasma selama tiga menit.
Plasma adalah bentuk materi keempat selain benda cair, padat, dan gas. Plasma biasa terbentuk secara alami di bagian luar atmosfer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plasma ini berbeda dari plasma darah yang digunakan untuk pengobatan Covid-19. Plasma darah dari pasien yang selamat dari Covid-19 biasa digunakan untuk disuntikkan ke pasien lain. Sebab, plasma ini sudah mengandung antibodi. Sehingga, diharapkan antibodi itu bisa membantu pasien lain.
Para ilmuwan lantas membuat senapan plasma yang membutuhkan tenaga listrik 12 Watt. Senjata ini bisa digunakan pada suhu ruangan dan aman bagi manusia.
Peneliti dari Universitas California yang membuat senjata plasma ini mempublikasikan laporan itu di jurnal Physics of Fluid, seperti dilaporkan Science Alert.
Senjata ini berbeda dari sinar ultraviolet yang bisa berbahaya bagi manusia. Plasma dingin tidak berbahaya bagi manusia.
Para peneliti menciptakan pistol jet plasma menggunakan printer 3D menggunakan gas yang disebut argon. "Pistol" ini bekerja dengan daya hanya 12W.
Plasma dingin ini sudah diuji terhadap enam permukaan yang terkontaminasi, baik karton, kulit, plastik, logam, dan bahan kain katun dari masker wajah. Virus tidak aktif setelah 30 detik, dan plasma menghancurkan virus dalam waktu tiga menit.
Menurut peneliti, komposisi materi benda, kekerasan, dan tingkat daya serap benda mempengaruhi hasil penyemprotan. Virus pada benda metal dan plastik tidak aktif setelah 30 detik. Tapi pada karton dan kulit butuh satu menit, seperti dikutip BGR.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut virus corona menular lewat droplet dan aerosol. Droplet terlontar dari mulut ketika manusia batuk, bersin, berbicara, dan menyanyi. Droplet ini bisa menempel di berbagai permukaan benda karena ukuran yang cukup besar sehingga jatuh ke bawah akibat gravitasi.
Sementara aerosol atau droplet mikro tercipta ketika droplet menguap dengan cepat sehingga ukuran partikel droplet mengecil dan bisa melayang di udara. Akibatnya, aerosol bisa bertahan lebih lama di udara bahkan melayang jauh.
Droplet yang jatuh ke permukaan benda disebut tak terlalu mempengaruhi tingkat penularan Covid-19. Meski demikian, virus ini bisa bertahan hingga 28 hari di permukaan benda tertentu. Hal ini dipengaruhi jenis permukaan, suhu ruangan, dan pencahayaan.
Menyentuh wajah setelah kontak dengan permukaan benda yang terkontaminasi bisa menyebabkan penularan. Sehingga, pencucian tangan dan penggunaan hand sanitizer sesering mungkin.
(eks)