Fakta MJO dan Gelombang Rossby, Pemicu Cuaca Ekstrem RI

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2020 17:44 WIB
Cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi akan terjadi di 28 wilayah Indonesia sepekan ke depan imbas MJO dan gelombang Rossby.
Ilustrasi cuaca ekstrem di Indonesia. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem dan curah hujan intensitas tinggi akan terjadi di 28 wilayah Indonesia sepekan ke depan.

Kondisi itu diperkuat dengan aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia dalam periode sepekan ke depan.

Prakirawan BMKG menjelaskan MJO merupakan suatu fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari belahan barat (Afrika) ke timur (Samudera Pasifik) dengan periode antara 30 hingga 60 hari. MJO dapat meningkatkan potensi hujan pada daerah yang dilewatinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Umumnya MJO mampu bertahan aktif di Indonesia selama 22 hari," kata prakirawan BMKG kepada CNNIndonesia.com, Senin (23/11).

Sedangkan Equatorial Rossby waves (gelombang Rossby Ekuator), BMKG menjelaskan merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20LU - 20LS) dengan periode kurang dari 72 hari. Gelombang Rossby umumnya bisa bertahan 7-10 hari di wilayah Indonesia.

Adapun Kelvin waves (gelombang Kelvin) adalah gelombang atmosfer yang memiliki arah penjalaran mirip seperti MJO yaitu ke arah timur. Namun, periode gelombang itu jauh lebih pendek yaitu 2,5 hingga 20 hari.

Prakirawan BMKG menyampaikan terdapat pertambahan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut ketika terdeteksi adanya gelombang Kelvin dan Rossby yang aktif (gangguan positif) di suatu wilayah. Sebaliknya, apabila teramati gangguan negatif maka akan mengurangi pertumbuhan awan di wilayah tersebut.

"Namun mesti diingat bahwa gelombang ekuator bukan satu-satunya faktor pengendali cuaca di wilayah tropis, sehingga perlu diperhatikan juga fenomena lainnya. MJO memberikan pengaruh signifikan dibandingkan dengan gelombang ekuator lainnya," kata prakirawan BMKG.

Meskipun fenomena Rossby Ekuator memberikan dampak yang maksimum di sekitar wilayah 12-15 LU, BMKG menyebut pengaruhnya masih dirasakan di Indonesia berupa peningkatan intensitas hujan.

Dampak fenomena Rossby Ekuator di Indonesia akan menjadi lebih ekstrem jika terjadi bersamaan dengan aktifnya fenomena MJO pada periode dan lokasi yang sama.

Jika fenomena Rossby Ekuator terjadi bersamaan dengan fenomena MJO dan fenomena gelombang ekuator lainnya di wilayah perairan yang hangat dan lembab, maka berpotensi membentuk pusaran angin skala besar.

Menurut prakirawan BMKG hal itu biasa disebut sirkulasi siklonik yang kemudian dapat memicu terbentuknya bibit siklon tropis di wilayah tersebut, misalnya di Samudera Hindia Barat Daya Banten.

Lebih dari itu, BMKG menyampaikan MJO akan semakin aktif di wilayah Indonesia bagian barat, seperti Sumatera dan Jawa bag barat dalam sepekan ke depan. Gelombang Rossby Ekuator diperkirakan masih akan aktif di wilayah Papua bagian selatan.

"Sementara itu suplai massa udara dari utara (Asia) akan cenderung lebih kuat. Beberapa hal tersebut yang menjadi pertimbangan bahwa akan ada peningkatan potensi hujan mencapai intensitas lebat di wilayah Indonesia bag. barat dalam sepekan ke depan," kata prakirawan BMKG.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER