Berbagai fenomena astronomi akan mengiringi penghujung tahun 2020. Dalam 30 hari ke depan, Bumi akan menggenapkan orbit mengitari Matahari.
Hujan meteor ini dapat dilihat sejak senja dan terbenam pada 02.02 waktu lokal. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Andromeda. Meteor Cassiopeid yang melintas berjumlah variatif.
Hujan meteor dari konstelasi Puppis dan Vela ini akan terbit pada 20.22 dan akan terus dapat diamati hingga fajar. Diperkirakan ada 10 meteor yang akan melintas setiap jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Observatorium Boscha, Hujan meteor Geminid menjadi hujan meteor paling spektakuler sepanjang Desember. Hujan meteor Geminid akan menampilkan 120 hingga 150 meteor per jam.
Hujan meteor yang tampak datang dari rasi kembar Gemini ini berlangsung dari tanggal 4 hingga 20 Desember. Puncak hujan meteor akan terjadi pada 14 Desember.
Hujan meteor Geminid yang berasal dari puing-puing asteroid 3200 Phaethon, melaju dengan kecepatan 35 km per detik.
Hujan meteor dapat diamati mulai pukul 19:58 WIB dan akan terus tampak hingga fajar.
Waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Geminid adalah pukul 02:00 WIB saat titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit. Bulan tidak akan menjadi faktor pengganggu karena baru terbit dini hari pukul 04:49 WIB.
Mengutip Langit Selatan, Gerhana Matahari Total 14 Desember akan menjadi gerhana terakhir di tahun 2020. Kehadiran korona Matahari dan cincin berlian saat peristiwa gerhana matahari total akan menjadi atraksi langit menarik setelah sebelumnya disuguhi cincin api.
Akan tetapi, peristiwa ini tak bisa diamati di Indonesia, hanya bisa diamati oleh pengamat di sebagian Amerika Selatan dan sebagian Afrika. Lintasan totalitas gerhana juga hanya melintasi Lautan Pasifik, Cili, Argentina, dan lautan Atlantik.
Fenomena ini menandai hari pertama musim panas bagi belahan Bumi selatan dan musim dingin bagi belahan Bumi utara.
Papasan duo planet raksasa Jupiter dan Saturnus saat Titik Balik Desember atau Solstis Musim Dingin yang menandai Matahari berada pada titik tertinggi di selatan.
Fenomena ini menjadi peristiwa menarik karena kedua planet akan tampak sangat dekat dan hanya terpisah 0,1 derajat.
Papasan Jupiter - Saturnus dapat dilihat di konstelasi Capricornus hingga 20.08 waktu lokal. Jupiter dan Saturnus terpisah hanya 6,1 menit busur, terdekat sejak tahun 1623.
Untuk mengamati konjungsi ini dibutuhkan binokular atau teleskop . Fenomena ini baru akan terjadi lagi pada Maret 2080.
(jnp/eks)