Bos Toyota Bongkar Masalah Buru-buru Transisi Mobil Listrik

CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2020 13:33 WIB
Presiden Toyota Akio Toyoda mengatakan transisi cepat ke mobil listrik punya efek negatif.
Presiden Toyota Motor Corporation Akio Toyoda. (AFP/David Becker)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Toyota Motor Corporations (TMC) Akio Toyoda mengkritik transisi otomotif ke mobil listrik terlalu berlebihan. Hal ini juga menyinggung target Perdana Menteri baru Jepang, Yoshihide Suga, yang ingin menjadikan negaranya memangkas emisi gas rumah kaca menjadi 0 pada 2050.

Toyota mengatakan Jepang mungkin kehabisan listrik jika semua mobil berteknologi listrik murni. Ia menjelaskan butuh infrastruktur untuk mendukung, namun dia menyimpulkan tidak akan murah.

Kata Toyoda, biaya yang dibutuhkan sebagai pondasi dukungan mobil listrik antara ¥14 triliun dan ¥37 triliun atau setara US$ 135 miliar hingga US$358 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika politisi di luar sana berkata, 'Mari singkirkan semua mobil yang menggunakan bensin,' apakah mereka memahami ini?" kata Toyoda pada konferensi pers akhir tahun dalam kapasitasnya sebagai ketua Asosiasi Produsen Mobil Jepang mengutip Wall Street Journal, Senin (21/12).

Pemerintah Jepang dikabarkan saat ini sedang bersiap menghapus penjualan mobil bermesin pembakaran dalam di negaranya pada pertengahan 2035 untuk mendukung target Suga.

Laporan Nikkei dalam pemberitaan Just Auto menyebutkan Menteri Perekonomian dan Perdagangan Jepang mempertimbangkan pelarangan penjualan mobil jenis itu demi mempercepat peralihan ke mobil berteknologi hybrid dan listrik murni.

Toyoda melanjutkan ketika Jepang terlalu terburu-buru melarang mobil bertenaga bensin, bisnis industri model mobil saat ini kemungkinan akan runtuh. Efek hal ini dikatakan menghapus jutaan pekerjaan.

Hal lain yang juga disoroti Toyoda yaitu soal pembangkit listrik di Jepang sebagian besar mengandalkan pembakaran batu bara dan gas alam. Hanya mengubah kendaraan menjadi listrik dikatakan tidak membantu mengurangi emisi karbon.

"Semakin banyak EV yang kita buat, semakin buruk karbon dioksida," katanya.

Ia juga khawatir kebijakan yang diterapkan pemerintah malah membuat mobil listrik mahal dan tidak terjangkau masyarakat.

Toyota adalah salah satu pelopor pengembangan teknologi alternatif pada industri otomotif. Merek raksasa di dunia ini sudah memproduksi mobil hybrid Prius sejak 1997 kemudian menciptakan produksi massal Mirai, mobil berbahan bakar hidrogen.

Konsentrasi Toyota pada teknologi hybrid dan hidrogen membuatnya terkesan lambat pada mobil listrik. Walau begitu Toyota telah mengembangkan mobil listrik murni, termasuk salah satunya Lexus UX 300e yang diluncurkan di Indonesia pada November.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER