Disease X merupakan sebuah penyakit yang artinya penyakit ini tidak teranalisis dan masih bersifat dugaan dan diperkirakan para ahli bisa menjadi pandemi berikutnya.
Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman menyebut saat ini ada 1,6 juta virus yang belum diketahui manusia.
Dari seluruh jumlah itu, ada sekitar 827 ribu virus yang dinilai berpotensi menginfeksi manusia. Dari jumlah tersebut, hanya 263 virus yang benar-benar bisa menginfeksi manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang artinya baru sekitar kurang dari 1 persen dari 827 ribuan itu. Yang artinya 99 persen virus yang bisa menjadi ancaman pandemi itu belum kita ketahui. Luar biasa begitu besar ancaman pandemi yang disebabkan virus yang asal muasalnya dari hewan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Minggu (3/1).
Saat ini ancaman disease X menghantui sistem kesehatan Nasional. Ilmuwan memperingatkan untuk memperkuat kemunculan virus mematikan, serta memperkuat keamanan global di bidang kesehatan.
"Era pandemi artinya ancaman pandemi akan lebih serius. Artinya sistem kesehatan kita harus lebih kuat, " ujar Dicky
Di samping itu Dicky Budiman juga membeberkan adanya
Meski demikian, Dicky menyampaikan ada beberapa prioritas penanganan virus yang direkomendasikan oleh WHO, misalnya Covid-19, HIV, hingga Ebola.
Ia lantas menjelaskan, dalam regulasi kesehatan global yang dirancang WHO mengharapkan setiap negara memiliki kemampuan mendeteksi secara dini ancaman dari sebuah wabah, baik wabah , epidemi, atau pandemi.
Lihat juga:Penjelasan Ahli soal Penyakit X |
Deteksi, kata dia merupakan kunci menanggulangi pandemi. Kemampuan penelusuran penyakit, terutama juga pada hewan juga bagian penting untuk dikuasai.
Terkait dengan penyakit X yang dilaporkan di Kongo, dia melihat bukan Ebola. Namun, dia berkata temuan itu memperlihatkan bahwa pandemi ancaman semakin besar. Bahkan, dunia memasuki era pandemi pada 2021.
Belakangan ini di beberapa negara telah muncul disease X yang sudah mengancam banyak korban, salah satunya di Kongo. Seorang pasien yang dirahasiakan namanya menjalani pemeriksaan setelah mengalami gejala awal demam berdarah.
Beberapa pengetesan virus termasuk Ebola dilakukan, namun hasilnya negatif.
Lebih lanjut Ia diperiksa di National Institute of Biomedical Research (INRB) di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo. Sebelumnya pasien ini diisolasi untuk menghindari infeksi Ebola. Anak-anaknya juga telah dites, namun sampai saat ini tidak menunjukkan gejala apa pun.
Menurut Dr. Dadin Bonkole, ini bukan kemungkinan yang berasal dari fiksi ilmiah (science fiction), namun ketakutan ilmiah yang berdasarkan fakta ilmiah.
"Kita semua sudah seharusnya takut," kata Bonkole dikutip dari CNN, Minggu (3/1).
"Ebola tidak dikenal sebelumnya. Covid-19 tidak dikenal sebelumnya, kita harus takut dengan penyakit-penyakit baru," imbuhnya.
(can/eks)