Ambisi China untuk menemukan alien dan misteri alam semesta lainnya seakan semakin besar. Tak cukup memiliki satu teleskop radio raksasa, kini China membangun lagi satu teleskop besar lainnya. Selain berukuran luar biasa besar, teleskop ini juga bisa digerakkan berputar dan menargetkan ke arah tertentu.
Saat ini, teleskop radio yang bisa digerakkan dengan ukuran paling besar di dunia ada di Virginia Barat, Amerika Serikat. Teleskop tersebut dikenal dengan Green Bank.
Sementara teleskop radio raksasa di China ini dinamai Xingjiang Qitai 110m Radio Telescope (QTT). Teleskop radio yang dapat diarahkan ini berlokasi di Kawasan Otonomi Xinjiang Uygur, sebelah barat laut China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diameter QTT berukuran 10 persen lebih lebar dari Green Bank. Ruang pengamatan QTT mencakup hingga 75 persen langit.
Lihat juga:Saingi AS, China Terus Perkuat Brigade Rudal |
China luncurkan robot explorasi Mars bernama Tianwen-1 pada Juli 2020 lalu. Probe atau robot China ini dilaporkan telah menempuh perjalanan lebih dari 400 juta kilometer pada Minggu(3/1).
China National Space Administration (CNSA) memprediksi probe itu akan memasuki orbit Mars pada Februari 2021.
Probe berhasil menempuh lebih dari 400 juta km setelah melakukan serangkaian manuver orbit saat bergerak menjauh dari orbit Bumi dan mendekati planet Mars.
Melansir SCMP, Senin (4/1), Tianwen-1 sejauh ini telah melakukan tiga koreksi orbit. Probe juga masih dalam kondisi baik untuk melanjutkan perjalanannya ke Mars.
Setibanya di Mars, probe akan menurunkan rover, atau kendaraan penjelajah untuk melakukan eksplorasi ilmiah. Rover direncanakan akan berada di Mars sekitar 90 hari.
Robot ini direncanakan akan memperlambat kecepatan sebelum masuk orbit Mars. Tahap itu akan sangat menantang karena komunikasi akan tertunda selama lebih dari 10 menit, atau membuat tidak ada kontrol real-time atau intervensi dari kru di Bumi.
Biasanya kru di Bumi memberikan instruksi untuk menyalakan atau mematikan mesin. Kali ini, probe akan melakukan itu secara otomatis dan kru di Bumi hanya akan tahu tentang status probe dari data telemetri hampir satu jam kemudian.
Lihat juga:6 Fakta Matahari Buatan China |
Melansir Space Kamis (7/1), China dikabarkan telah berhasil meluncurkan sepasang satelit ke luar angkasa untuk mempelajari tentang gelombang gravitasi atau gema dalam ruang-waktu.
Misi Gravitational Wave High-energy Electromagnetic Counterpart All-sky Monitor (GECAM) diluncurkan pada 9 Desember 2020, dari Peluncuran Satelit Xinchang di provinsi barat daya Sichuan.
Roket punya daya angkut yang lebih besar daripada roket China yang ada saat ini, Long March-11. Roket pengangkut itu dirancang agar bisa meluncur di darat atau laut dengan berat hanya 150 kilogram.
Jika digunakan untuk mengangkut satelit atau misi lainnya menggunakan roket ini, China akan mengenakan biaya US$10 ribu (sekitar Rp140 juta; kurs Rp 14.014,55) per kilogram.
China Aerospace Science and Technology Corporation memprediksi pekerjaan desain roket tersebut bakal selesai tahun ini. Sedangkan roket dijadwalkan untuk memulai penerbangan perdananya pada tahun 2022.