Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanuwijaya mengatakan perkembangan digital membuat data menjadi komoditas yang sangat berharga. Namun, berharganya data dan berapa banyak pundi uang yang bisa didapatkan tergantung dari kemampuan pemilik data mengolah data tersebut.
"Itu membutuhkan proses panjang, pengorbanan besar, bakar uang yang belum tentu berhasil dan analisa yang mumpuni," ujar Alfons kepada CNNIndonesia.com.
Sebagai gambaran, Alfons menuturkan WhatsApp sampai saat ini masih membuang uang untuk meningkatkan kualitasnya. Jika tidak berhasil monetisasi maka habis semua uang yang di bakar, misalnya untuk perawatan server, gaji programmer, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau berhasil monetisasi, uangnya akan luar biasa. Andaikan Libra berhasil di luncurkan, WhatsApp jadi mesin uang Facebook group," ujarnya. Libra adalah mata uang digital Facebook.
Alfons menambahkan Facebook paling disorot karena mereka yang memiliki data yang sangat berharga dan terbukti mampu mengubah tatanan negara di mana eksploitasi yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.
"Seperti bisa mengubah hasil pemilu (politik) dan mengubah perilaku, bahkan menciptakan perpecahan di masyarakat (polarisasi)," ujar Alfons.
Lebih dari itu, dia juga menegaskan media sosial lain juga melakukan, seperti Youtube dengan algoritmanya secara tidak langsung menajamkan polarisasi. Meski tidak bertujuan negatif, tetapi dalam perjalanan algoritma mau tidak mau menimbulkan polarisasi.
"Karena algoritma condong menawarkan konten-konten yang sejenis kepada pengguna YouTube," ujarnya.