Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia.
Virus ini menyebabkan infeksi asimtomatik(subklinis) hingga penyakit pernapasan akut.
Melansir WHO Selasa(26/1), penyebaran virus Nipah ditularkan kepada manusia melalui makanan yang terkontaminasi oleh gigitan kelelawar yang kemudian dikonsumsi oleh manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WHO mencatat, selama wabah pertama yang diketahui di Malaysia, banyak ditemukan infeksi yang disebabkan kontak langsung manusia dengan babi yang sakit tanpa menggunakan pelindung.
Penularan pada babi memiliki masa inkubasi yang berlangsung dari 4 hingga 14 hari. Berdasarkan hasil temuan WHO, didapati babi yang terinfeksi namun tidak memiliki gejala apapun.
Penyebaran virus Nipah juga diduga berasal dari babi yang sakit usai menyantap sisa buah yang sudah dimakan oleh kelelawar buah dari famili Pteropodidae.
Selain itu, WHO mencatat adanya temuan pada kurma atau sari kurma yang terkontaminasi dengan urin atau air liur kelelawar. Buah yang terkontaminasi itu adalah sumber infeksi yang paling memungkinkan menyebar kepada manusia.
Tidak hanya melalui kelelawar dan babi, virus Nipah juga dapat menular pada peliharaan lainnya, seperti kuda, domba, kambing, kucing dan anjing. Temuan ini pertama kali dilaporkan selama wabah di Malaysia pada 1999.Penting untuk membersihkan buah dan merebus sari kurma hingga matang, agar terhindar dari kontaminasi air liur serta urin yang berasal dari kelelawar.
Penularan virus Nipah dari manusia ke manusia juga telah tercatat oleh WHO dari keluarga dan perawat pasien yang terinfeksi.
Selama wabah ini terjadi di Bangladesh dan India, virus Nipah juga dilaporkan menyebar melalui kontak erat dari manusia ke manusia.
Penyebaran di Siliguri, India pada 2001 silam melaporkan sebanyak 75 persen kasus terjadi di antara staf rumah sakit dan pengunjung.
Hingga kini, Para ilmuwan tengah berusaha keras untuk memastikan virus Nipah tidak menjadi pandemi berikutnya setelah Covid-19.
Menurut penelitian, virus Nipah memiliki tingkat kematian antara 40 hingga 75 persen. Pada beberapa kasus, tingkat kematian bahkan mencapai 100 persen. Selain mematikan, belum ditemukan obat dan vaksin untuk virus ini.
(can/eks)