Prototipe roket SpaceX Starship SN9 tanpa awak yang akan digunakan untuk ke Mars, meledak saat jalani uji coba di Texas, Amerika Serikat Selasa (2/2). Peristiwa itu terjadi saat dilakukan uji terbang dan meledak usai menghantam lokasi pendaratan.
SpaceX's Starship SN9, adalah prototipe roket yang diharapkan dapat membawa manusia pertama ke Mars.
Pada percobaan itu, roket setinggi 50 meter itu meluncur ke udara sejauh 10 kilometer, lalu melakukan manuver berputar horizontal saat akan masuk kembali ke atmosfer Bumi untuk melakukan pendaratan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun nahas roket tersebut gagal mendarat dengan baik. SN9 tak cukup melambat ketika melakukan pendaratan vertikal. Pesawat itu menabrak keras landasan 6,5 menit setelah peluncuran. Meledak bagai bola api, seperti pendahulunya SN8.
"Kami harus memperbaiki pendaratan itu sedikit," jelas insinyir intregrasi utama Space X, John Insprucker dalam konferensi pers lewat web saat peluncuran dilakukan, seperti dikutip Space.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Lebih lanjut, kini otoritas terkait di Amerika Serikat tengah melakukan penyelidikan terkait kecelakaan pendaratan roket SN9.
"Prioritas utama FAA dalam mengatur transportasi ruang angkasa komersial adalah memastikan bahwa operasi aman, walaupun ada anomali cuaca," ujar perwakilan Federal Aviation Administration, seperti dikutip CNN.
Roket bernomor seri 9 atau bernama SN9 itu nampak terbang dengan baik ke udara, dan bagian Raptor mati dengan berurutan seperti yang direncanakan para perancang. SN9 berhasil melampaui target penerbangan yaitu sekitar 10 kilometer.
Lihat juga:Bos Tesla Elon Musk Istirahat Pakai Twitter |
Ketika roket bermanuver ke arah Bumi, SN9 tidak berhasil memperlambat diri untuk mendarat secara vertikal. Akhirnya roket tersebut menghantam lokasi pendaratan dan berakhir meledak seperti prototipe pendahulunya.
"Kami mendapatkan data yang bagus untuk mendemonstrasikan kendala roket yang gagal kembali ke subsonik, dan kami akan mengambil banyak pengalaman dari peristiwa itu," ujar John Insprucker perwakilan teknisi SpaceX.
Peluncuran uji coba SN9 dilakukan setelah prototipe roket setinggi 160 kaki itu tersandera di landasan peluncurannya di Texas selama akhir pekan.
Pesawat itu sudah siap lepas landas untuk peluncuran uji coba minggu lalu. Tapi, FAA melarang karena SpaceX dianggap melanggar perjanjian keselamatan publik pada peluncuran uji coba sebelumnya.
Roket ini rencananya meluncur Kamis lalu, tapi tiba-tiba FAA memberikan peringatan bahwa peluncuran dibatalkan. FAA adalah lembaga yang mengawasi kawasan udara AS yang memberi lisensi peluncuran roket.
Izin kembali diberikan pekan ini setelah FAA menyebut SpaceX telah memperbaiki kekeliruan dan mematuhi aturan keselamatan publik. Namun, tidak dijelaskan maslaah keamanan publik apa yang dipermasalahkan.
Akar keretakan antara SpaceX dan FAA terkait dengan peluncuran uji coba SpaceX yang dilakukan akhir tahun lalu dengan Starship SN8. Prototipe ini juga meledak di landasan peluncuran sebelum meluncur ke udara.
Starship SN8 dijadwalkan untuk melesat sampai ketinggian 41 ribu kaki. Setelah sampai di titik puncaknya, roket diharapkan kembali ke posisi vertikal dan mendarat dengan mulus.
Awal roket mulus meluncur ke atas, namun insiden tak diinginkan mulai muncul saat mesin pendorong menyala kembali untuk membantu pendaratan, roket kembali ke posisinya dan kemudian menghantam bumi sangat keras dan meledak.
(can/eks)