Populasi Hiu dan Pari Turun Drastis

CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2021 10:03 WIB
Populasi hiu dan ikan pari turun drastis hingga 70 persen dalam 50 tahun terakhir.
Populasi hiu dan ikan pari turun drastis dalam 50 tahun terakhir (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Populasi ikan hiu dan pari di seluruh dunia turun drastis sebanyak 70 persen selama 50 tahun terakhir.

Menurut para ilmuwan, manusia menjadi penyebab merosotnya populasi. Jika tidak ada perubahan oleh manusia, maka akan berakibat kepunahan.

Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature menghitung populasi hiu dan pari dari tahun 1970 hingga 2018. Hasilnya, ditemukan penurunan 71,1 persen dan berdampak tiga spesies terancam punah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para ilmuwan berharap, penelitian ini berfungsi sebagai "panggilan untuk bangun" bagi manusia dinilai menjadi penyebab punahnya populasi ikan.

"Ini adalah angka secara global, temuannya sangat mencolok, jika kita tidak melakukan apa pun, itu akan terlambat. Ini jauh lebih buruk daripada populasi hewan lain yang kita amati," ujar Nick Dulvy seperti dikutip CBNews.

Dari total 31 spesies hiu dan pari laut, 24 di antaranya kini terancam punah hingga menyandang status sangat terancam punah.

"Ini adalah tingkat penurunan yang luar biasa lebih curam daripada kebanyakan penurunan gajah dan badak," kata Dulvy.

Untuk mengukur penurunan populasi ikan laut, para peneliti menggunakan dua indikator. Indikator pertama yaitu indikator mapan, yang mengukur perubahan dalam populasi, serta indeks daftar merah yang mengukur risiko kepunahan.

Gangguan manusia dan perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan dalam studi tersebut. Para peneliti mengatakan, penangkapan ikan secara berlebih menjadi ancaman terbesar kepunahan ikan laut.

Penangkapan hiu dan pari lautan telah meningkat 1.800 persen sejak tahun 1970. Menurut peneliti, ada sekitar 63 juta hingga 273 juta hiu dibunuh setiap tahun sejak tahun 2000 an.

Mereka ditangkap untuk diambil daging, sirip, hati dan minyaknya untuk dijadikan berbagai panganan, sup sirip hiu sebagai contohnya. Makan ini dianggap sebagai simbol strata sosial bagi beberapa negara di Asia.

Mengutip The Guardian, hiu dan pari juga dapat terpengaruh oleh serangan kapal, pengeboran minyak dan gas di laut. Eksplorasi ikan hiu dan pari dari Samudera Atlantik mulai stabil setelah tahun 2000, karena adanya tindakan konservasi. 

Ada banyak spesies hiu yang bermigrasi ke berbagai wilayah perairan negara yang butuh kerja sama untuk melindungi mereka. Penting adanya kesepakatan internasional untuk melindungi habitat hiu dan pari yang bermigrasi ke berbagai wilayah perairan.

Tingkat pertumbuhan populasi yang terbilang rendah dapat mempersulit hiu untuk bangkit dari eksploitasi berlebihan. Namun, para ilmuwan mengatakan konservasi masih bisa untuk diterapkan dengan baik.

Sebagai predator teratas di laut, hiu membantu untuk menjaga keseimbangan rantai makanan dan juga meningkatkan kesehatan dan biota laut.

Sejauh ini penangkapan ikan secara berlebihan telah jauh dari segala upaya dalam pengelolaan ikan, peraturan perdagangan atau upaya konservasi.

Upaya konservasi telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, tetapi perlu diterapkan dalam skala yang jauh lebih besar.

(can/eks)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER