ANALISIS

Menakar Potensi Blackberry-Nokia Kembali Rajai Ponsel Dunia

CNN Indonesia
Kamis, 18 Feb 2021 08:19 WIB
Sejumlah pengamat pesimis dengan strategi Blackberry dan Nokia merebut kembali pasar ponsel dunia.
Ilustrasi ponsel Nokia. (Dok. Nokia)

Hal yang sama juga terjadi pada Nokia. Nokia hanya mengeluarkan produk ponsel nostalgia tanpa memikirkan fitur yang dibutuhkan pengguna saat ini. Akibatnya Nokia dan Blackberry sudah kalah jauh dengan merek Smartphone China yang jau lebih agresif dari segi teknologi dengan harga yang kompetitif.

"Makannya untuk mereka yang akan mulai lagi tapi Research and Development (R&D) enggak kencang dan kurang sesuai permintaan pasar. Hype-nya hanya sebentar saja," ucapnya.

Blackberry kabarnya bakal meluncurkan ponsel 5G dengan keyboard fisik pada 2021 di sejumlah negara di dunia. Onward Mobility yang kini membawahi bendera Blackberry disebut bakal menyasar sejumlah pasar untuk menjual Blackberry 5G mereka. Beberapa lokasi yang disasar Amerika Utara,
 Eropa, dan Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Lucky, tak ada yang istimewa dengan rencana peluncuran itu. Pasalnya perusahaan ponsel lain juga melakukan hal yang sama terkatit 5G.

"Jadi, yang utama adalah kesiapan dalam meluncurkan produk yang tidak dimiliki merek lain, namun dibutuhkan oleh pengguna," ujar Lucky.

Pengamat ponsel pintar Herry SW juga memiliki pandangan serupa. Menurutnya BlackBerry dan Nokia sejauh ini masih terlalu bangga dengan kejayaan masa lalu. Akibatnya mereka tidak bisa kompetitif di market, terutama dari sisi harga.

Herry mengatakan, BlackBerry selalu menonjolkan keamanan, sedangkan Nokia mengedepankan build quality bagus dan security update yang berkelanjutan.

"Masalahnya di pasar nyata jauh lebih banyak yang lebih mempedulikan kesepadanan antara harga dan spesifikasi. Akibatnya, dua merek itu menjadi kalah bersaing," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Ia menilai, Nokia dan BlackBerry saat ini masih memiliki citra positif di pasar Indonesia. Namun, konsumen sudah lebih rasional dalam memilih gawai terbaru. Mereka tidak bisa hanya diajak bernostalgia saja.

"Kalau Nokia dan BlackBerry ingin lebih berbicara, terutama di pasar Indonesia, ya mereka harus bisa lebih kompetitif, terutama di sisi harga," katanya.

Ia menjelaskan, untuk mendapatkan kembali merajai pasar penjualan ponsel di Indonesia bukanlah hal yang mudah karena kebijakan dan strategi pasar diputuskan oleh kantor pusat yang berada di luar Indonesia.

Hal ini menurutnya menjadi kendala, terlebih jika BlackBerry dan Nokia tidak bebas berkreasi, akan berujung pada kegagalan dalam penjualan.

(can/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER